Pemkab akan bantu promosi, pemasaran, dan legalitas usaha mereka.

BEKASI - Dengan memanfaatkan keahlian, masyarakat dapat mengubah limbah menjadi produk unggulan. Inilah yang disebut ekonomi kreatif. Kegiatan ini akan terusdikembangkan Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Pemkab memuji warga yang mengembangkan usaha mikro berbasis ekonomi kreatif. Ini berupa kerajinan miniatur berbahan limbah kayu bekas yang menjadi produk unggulan asli warga Kecamatan Kedungwaringin agar berdaya saing lebih tinggi.

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan usaha kerajinan miniatur kendaraan yang dibuat oleh para perajin di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin itu mampu menggerakkan roda perekonomian warga setempat selamapuluhan tahun.

"Tinggal kita dorong dari segi promosi dan pemasaran agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Nanti didampingi Dinas Koperasi dan UKM kita terkait teknis," katanya di Cikarang, yang dipantau Selasa.

Dia mengatakan, pengembangan usaha tersebut dilakukan melalui kegiatan pembinaan secara berkelanjutan menyangkut optimalisasi produk. Langkah ini mulai dari kemasan, inovasi hasil menyesuaikan tren konsumen sekarang dan membantu legalitas usaha mereka.

Kemudian dari segi promosi, Pemkab akan mengikutsertakan hasil kreasi tersebut ke dalam pameran-pameran yang secara rutin digelar pemerintah daerah maupun swasta dan mitra kerja lain.

"Kegiatan promosi termasuk memajang produk mereka di gerai-gerai UMKM kita yang ada di pusat perbelanjaan, hotel, restoran, maupun tempat strategis lain agar lebih dikenal secara luas," katanya.

aTurun-temurun

Camat Kedungwaringin Maman Badruzaman mengatakan usaha kerajinan miniatur warga ini sudah dirintis sejak tahun 1970-an secara turun-temurun hingga masih terus eksis sampai sekarang. "Usaha ini sudah ada sejak tahun 70-an. Awalnya ditekuni oleh satu keluarga di Desa Bojongsari, diteruskan oleh anak dan cucu mereka hingga sekarang," katanya.

Berawal dari keuletan tersebut kini usaha itu ditekuni oleh masyarakat di lebih dari dua rukun tetangga se-Desa Bojongsari bahkan hingga ke luar desa itu. Tak heran sekarang wilayah itu bisa dikatakan sebagai kampung usaha replika miniatur.

Replika miniatur dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu bekas yang diambil dari perusahaan penyedia kayu. Hasil karyanya pun kini telah disesuaikan dengan perkembangan zaman melalui sentuhan inovasi dan kreasi sehingga para perajin mampu membuat miniatur dan kerap viral di media sosial.

Miniatur tersebut terbuat dari triplek dan kayu bekas. Pembuatannya sendiri dilaksanakan di rumah-rumah warga. Ibu-ibu bagian mengecat dan bapak-bapak bagian merangkai miniatur. Omzet juga semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Aparatur desa setempat Mulyana Saipuloh mengatakan replika miniatur mobil, bus, Kapal Venesia Italia, dan lainnya itu sudah diperkenalkan dan dipamerkan sampai ke tingkat provinsi. Pemasaran miniatur juga telah menembus berbagai daerah di luar kota.

"Kita sebagai pemerintah desa melalui Apdesi selalu mendukung. Setiap ada kegiatan pameran UMKM, kita pamerkan supaya lebih banyak yang mengenal lagi," ujar Mulyana Saipuloh. Saat ini produk mereka sudah tembus provinsi. Bahkan ada juga yang sudah sampai luar Pulau Jawa. Waktu itu pernah dikenalkan juga ke Kalimantan Timur.

Baca Juga: