BANDUNG - Perekonomian Jawa Barat (Jabar) pada 2017 tumbuh 5,29 persen. Industri pengolahan menjadi sumber penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi Jabar sepanjang tahun lalu. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Dodi Herlando menyebutkan pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali pengadaan listrik dan gas yang terkontraksi atau minus 11,42 persen dan serta pertambangan dan penggalian minus 2,02 persen.

"Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh informasi dan komunikasi sebesar 11,85 persen, diikuti oleh jasa lainnya sebesar 9,78 persen dan real estate sebesar 9,31 persen," katanya di Bandung, Jabar, Senin (5/2).

Struktur perekonomian Jawa Barat menurut lapangan usaha pada 2017 didominasi tiga lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan sebesar 42,29 persen, perdagangan besar- eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 15,10 persen serta pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 8,60 persen.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2017, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,30 persen, diikuti perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,71 persen, dan konstruksi sebesar 0,59 persen. Pada triwulan IV-2017 ekonomi Jabar tumbuh 5,32 persen bila dibandingkan triwulan IV-2016 (yoy).

Pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, pengadaan listrik dan gas, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib informasi dan komunikasi merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 14,88 persen, diikuti real estate sebesar 14,43 persen dan Jasa Perusahaan sebesar 11,00 persen.

Pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran pdada 2017 sebesar 5,29 persen terjadi pada hampir seluruh komponen. Ekspor barang dan jasa merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,54 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,63 persen.

tgh/E-10

Baca Juga: