DEPOK - Ekonomi nasional harus beranjak dan bergeser dari ekonomi sumber daya alam menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Untuk itu, ke depannya, Indonesia secara konsisten harus melakukan investasi dalam bidang pendidikan, teknologi, dan sumber daya manusia agar bisa produktif sehingga mampu melakukan transformasi.

"Ekonomi yang basisnya adalah modal manusia, teknologinya, maupun inovasinya," kata Guru Besar Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Bambang Shergi Laksmono, di Depok, Senin (27/5).

Seperti dikutip dari Antara, Bambang mengatakan dibutuhkan intelektual organisasi kebangsaan yang berjiwa cinta bangsa bertanggung jawab pada masa depan negara.

Saat ini, banyak perhatian tersita pikirannya oleh krisis, padahal untuk mengatasi krisis ini memerlukan transformasi jangka panjang. Oleh karena itu, hal ini perlu dipikirkan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kewenangan.

Dalam menumbuhkan jiwa yang cinta terhadap bangsa, Bambang menyampaikan rakyat harus ikhlas dengan banyak pengorbanan. Negeri ini merdeka karena ada pengorbanan.

Ketika orang lupa terhadap pengorbanan maka negeri ini akan rapuh. Selama semua pihak rela ikhlas memberi manfaat pada lingkungan maka negara akan selamat. Mindset cinta dan pengorbanan ini penting untuk ditanamkan dalam diri masyarakat Indonesia.

Semangat Bangkit

Dia mengatakan perayaan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi momentum untuk menyatukan semangat bangkit menuju Indonesia Emas 2045. Dalam mewujudkannya, dibutuhkan kebangkitan semangat di seluruh aspek kehidupan. Indonesia memerlukan modal manusia utamanya untuk mendorong kebangkitan dan keberlanjutannya.

"Kita perlu tekankan proses kebangkitan semua potensi yang akhirnya akan memampukan warga negara Indonesia lintas generasi. Cirinya tiga, yakni memiliki identitas kebangsaan, produktif, dan mampu membangun relasi," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini Indonesia dalam proses konsolidasi demokrasi, masih banyak pekerjaan rumah yang masih belum selesai. Ini sebuah tantangan tersendiri. Intinya, kita membutuhkan orang-orang yang berkarakter sosial di dalam politik.

Politik memerlukan keseimbangan karakter dan kompetensi dalam ekonomi, politik, dan juga sosial budaya. Ia menambahkan, demokrasi perlu diisi oleh politisi yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan berjuang untuk pada kepentingan kolektif

Baca Juga: