Ekonomi biru akan membantu Indonesia mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

JAKARTA - Penerapan konsep ekonomi biru dalam pengembangan perekonomian nasional secara berkelanjutan dari hulu hingga hilir dan lintas sektor merupakan faktor penting untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

"Konsep tersebut juga akan meningkatkan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP terutama di tengah-tengah masa pandemi Covid-19 ini," kata Co-Founder Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I), Satya Hangga Yudha, dalam Bincang Bahari Edisi 8 bertema Sosialisasi PP No 85 Tahun 2021: Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat secara hybrid di Jakarta, Kamis (16/9).

Menurut Hangga, dengan adanya PP 85/2021 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai implementasi UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, maka semua pihak harus terus berinovasi dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati laut, sehingga dapat memaksimalkan potensi dari setiap daerah dan menyejahterakan masyarakat setempat.

"Ini semua akan membantu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mengimplementasikan tiga program terobosan 2021-2024, yang salah satunya peningkatan pendapatan negara bukan pajak dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan," katanya.

Hangga menambahkan ekonomi biru akan membantu Indonesia mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), yang salah satu tujuannya adalah kehidupan di bawah air (SDG 14). "Pada akhirnya, masyarakat pesisir yang menjadi stakeholder utama wilayah laut yang akan merasakan manfaatnya secara nyata," ujarnya.

Hangga juga mengapresiasi program zero waste dari KKP yang sudah mulai diimplementasikan, yang tentunya berdampak positif terhadap lingkungan hidup. "Untuk dapat memaksimalkan potensi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi biru saya berharap KKP terus bekerja sama dan berkolaborasi lintas sektoral karena ada banyak kementerian yang harus terlibat dalam pelaksanaan ekonomi biru," katanya.

Ke depan, lanjut Hangga, para generasi muda harus mengetahui betul mengenai konsep dari ekonomi biru dan apa saja yang perlu dilakukan setiap sektor karena generasi muda merupakan masa depan Indonesia.

Akselerasi Perekonomian

Pada kesempatan lain, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Suharnomo, menilai keberadaan pekerja kelas menengah di Indonesia saat ini belum sepenuhnya siap mendukung akselerasi sektor ekonomi.

"Pekerja kelas menengah jika dikaitkan dengan struktur ketenagakerjaan masih belum kompetitif dan belum sepenuhnya siap mendukung akselerasi sektor ekonomi," kata Suharnomo saat membuka webinar "Pekerjaan Kelas Menengah: Fakta dan Potensi bagi Ekonomi Indonesia" di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (16/9).

Menurut dia, keberadaan dan kualitas pekerja kelas menengah menjadi salah satu faktor yang menentukan level pendapatan per kapita suatu negara.

Baca Juga: