JAKARTA - Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, mengatakan pentingnya memngembangkan ekonomi berbasis kebudayaan. Hal tersebut dapat menjadi solusi atas krisis yang terjadi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
"Sebagai alternatifnya ekonomi yang berbasis pengelolaan kekayaan budaya dan kekayaan intelektual sesungguhnya bisa menjadi solusi," ujarnya, dalam Seminar Kebudayaan yang diakses secara daring, Rabu (16/10).
Dia menerangkan, ekonomi berbasis kebudayaan terdiri dari berbagai kegiatan seperti warisan budaya dan alam, pertunjukan dan perayaan, seni rupa dan kerajinan, buku dan jurnalistik, media interaktif dan audio visual, serta desain dan layanan kreatif. Menurutnya, konsep ekonomi berbasis kebudayaan dapat berkontribusi terhadap sosial serta identitas masyarakat.
"Kegiatan-kegiatan ekonomi yang sekarang sudah terlihat sebetulnya wujudnya, tetapi belum pernah dikonsolidasi ya sehingga belum bisa betul-betul terlihat sebagai sebuah sektor," jelasnya.
Tantangan Pembangunan
Hilmar mengungkapkan, bahwa pada tahun 2045 atau 100 tahun Republik Indonesia harus dipersiapkan. Menurutnya, menciptakan generasi emas bukan perjalanan yang mudah, mulus dan penuh tantangan.
Dia menambahkan, PBB membuat laporan Pembangunan Manusia, yang menerangkan bahwa saat ini ada 3 masalah yang mesti dihadapi. Masalah tersebut yaitu kerusakan lingkungan, transformasi sosial yang begitu cepat, dan konflik yang berkepanjangan.
"Dari permasalahan tersebut yang harus dicari dan tawarkan solusi apa yang harus kita tanggapi, secara spesifik. Sudut pandang kebudayaan bisa menjadi solusi," katanya.
Hilmar menilai, pertumbuhan ekonomi berbasis industri yang tidak berkelanjutan berpotensi menambah parah kondisi sosial dan lingkungan. Di sisi lain, ekonomi berbasis budaya dan kekayaan intelektual menawarkan solusi berkelanjutan dan pelestarian lingkungan, fokusnya tidak hanya peningkatan pendapatan.
"Pada akhirnya di masa mendatang, ada banyak bidang dan jenis pekerjaan baru dalam ekonomi berbasis kekayaan budaya dan kekayaan intelektual," ucapnya. ruf/S-2