JAKARTA - Laporan terbaru Gartner menyebutkan, saat ini sekitar 10 persen data yang diproduksi oleh perusahaan dibuat dan diproses di luar data center. Angka ini diperkirakan akan meningkat sebesar 75 persen pada 2025.

"Peningkatan data baik dari sisi volume maupun kecepatannya itu dipicu oleh deployment perangkat IoT yang melaju untuk kebutuhan bisnis, konsumer hingga pemerintahan seperti smart city," kata Direktur PT. Virtus Technology Indonesia (Virtus) Christian Atmadjaja, dalam acara Virtus Showcase 2022, di Jakarta (15/9).

Gartner menyebut pengelolaan data yang mengandalkan data center dan cloud terpusat menjadi tidak efisien dan memadai lagi. "Saat ini dunia mulai pulih dari pandemi dan digitalisasi tidak diragukan lagi akan meningkat. Konsekuensinya data yang diproduksi baik dari sisi volume maupun kecepatannya akan menghadirkan tantangan bagi bandwidth dan jaringan internet," lanjutnya.

Dalam Virtus Showcase 2022 ini perusahaan tersebut mengangkat tema "Edge of Distributed Enterprise: Embracing the Next Digital Wave." Tema ini dipilih dengan melihat perkembangan bisnis saat ini yang dituntut untuk menjangkau pasar baru dan hadir di mana pelanggan berada.

"Tren ini mendorong munculnya konsep bisnis perusahaan terdistribusi atau distributed enterprise, dimana perusahaan tidak lagi bergantung pada data center terpusat melainkan langsung memproses dan menganalisa data di tempat data tersebut dihasilkan," ujar dia.

Model distributed enterprise membutuhkan dukungan teknologi komputer tepi atau edge computing. Teknologi ini dinilai mampu memberi fleksibilitas yang lebih besar bagi perusahaan dalam penerapan remote working, akses produk dan layanan yang lebih terdistribusi hingga konsumsi media yang tidak terbatas.

Selama ini edge computing disebut menjadi solusi efektif untuk permasalahan yang berkaitan dengan memindahkan data dengan volume besar yang dihasilkan dunia. Teknologi ini mampu menghilangkan latensi, mampu menyimpan data sebelum direplikasi di server utama, mengurangi sumbatan karena tingginya produksi data.

"Virtus Showcase 2022 menjadi jembatan bagi para pelaku industri dan berbagai penyedia solusi IT seperti Edge Computing, End-user computing, SD-WAN, Secure Access Service Edge (SASE), Zero-Trust Security, 5G, IoT, AI dan Machine Learning (ML), serta Cloud Native untuk berkolaborasi meraih peluang dalam memaksimalkan adopsi edge untuk kelangsungan bisnis mereka" ujar Christian.

Hendra Lesmana, country general manager, Indonesia, Dell Technologies, memaparkan perusahaannya memiliki sejarah dalam membantu pelanggan dalam menyederhanakan dan mendorong penerapan edge computing. "Bersama Virtus, Dell Technologies membangun ekosistem solusi edge sesuai kebutuhan per industri dan membantu mempercepat perjalanan transformasi digital para pelanggan," ujar dia.

Sementara itu Country Manager VMware Indonesia William Buyung menuturkan, banyak teknologi transformasi seperti 5G dan SASE yang berkonvergensi di edge computing, sehingga penting bagi perusahaan untuk membangun fondasi digital untuk infrastruktur edge mereka. "Berbagai solusi VMware yang memungkinkan organisasi untuk menjalankan, mengelola, dan mengamankan aplikasi edge-native dengan lebih baik di berbagai lokasi," ujarnya.

Baca Juga: