Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, saat membacakan pidato kenegaraan terakhirnya berjanji untuk mengakhiri pandemi Covid-19 hingga masa jabatan terakhirnya.

MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, saat membacakan pidato kenegaraan pada Senin (26/7) malam berjanji untuk membawa Filipina keluar dari pandemi Covid-19 hingga masa jabatan terakhirnya. Dalam pidato itu, Duterte juga menguraikan rencana untuk membawa Filipina keluar dari resesi ekonomi yang disebabkan oleh terjadinya pandemi ini.

"Dulu ketika saya memutuskan untuk mencalonkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi, saya tidak pernah membayangkan bahwa kepresidenan saya tidak hanya akan dinilai dari bagaimana saya memenuhi janji saya untuk memerangi narkoba, kriminalitas dan korupsi, tetapi seberapa baik saya memimpin bangsa selama terjadinya pandemi global ini," kata Duterte dalam pidato kenegaraan keenam dan terakhirnya.

Presiden Filipina itu juga mengatakan bahwa pandemi telah merusak perbaikan ekonomi yang diperjuangkannya dalam tiga tahun pertama masa jabatannya.

"Tadinya Filipina memiliki rasio utang terhadap pertumbuhan terendah sejak 1986 dan meraup pendapatan tertinggi sejak 1997. Filipina juga sempat menorehkan peringkat kredit tertinggi dalam sejarah. Tingkat kemiskinan dan pengangguran berada pada titik terendah," papar dia seraya menerangkan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya telah menanggung dampak dari peristiwa pandemi saat ini yang sama sekali tidak terduga.

Dalam pidato kenegaraannya, Duterte membela tanggapan pemerintahannnya terhadap pandemi dan bersikeras pemerintahnya amat memprioritaskan keselamatan nyawa penduduknya.

Saat ini di Filipina terdapat hampir 1,6 juta kasus Covid-19 dan pandemi ini telah merenggut nyawa lebih dari 27 ribu jiwa. Untuk mencegah penularan Covid-19, pemerintah Filipina pimpinan Presiden Duterte telah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang amat tegas seperti penerapan penguncian (lockdown), pembatasan sosial, karantina, serta kampanye vaksinasi.

Namun munculnya Covid-19 varian Delta saat ini telah memperburuk krisis kesehatan di Filipina dan mau tak mau Presiden Duterte kemungkinan akan kembali menerapkan lockdown di negaranya walau hal itu akan semakin membuat perekonomian negaranya kian terpuruk.

"Namun varian Delta ini telah mengarah ke gelombang mematikan dan melumpuhkan. Kita harus kembali ke penguncian," tegas dia.

Akui Kegagalan

Dalam pidato kenegaraannya itu, Duterte juga menyatakan bahwa masa jabatannya selama lima tahun benar-benar menantang dan merendahkan. Dia mengakui bahwa dia gagal memenuhi janjinya untuk membersihkan Filipina dari ancaman narkoba dan untuk mengakhiri korupsi.

"Ketika saya menjadi presiden lima tahun lalu, yang dominan dalam pikiran saya adalah meraih mimpi dan visi kehidupan yang lebih baik bagi semua warga Filipina," ucap Presiden Filipina itu.

Duterte juga menyinggung soal keberhasilannya dalam melawan kelompok pemberontak dan militan, pembangunan infrastruktur transportasi serta menggolkan UU pendidikan dan perawatan kesehatan untuk semua warga Filipina.

Duterte juga bangga dengan kebijakan luar negerinya terutama dalam hal menghindari provokasi untuk perang dengan Tiongkok dalam sengketa teritorial.

Dalam pidatonya, dia mengatakan bahwa negaranya memang menang menghadapi Tiongkok di Mahkamah Internasional yang membatalkan klaim Beijing atas hampir semua Laut Tiongkok Selatan, namun putusan mahkamah itu hanyalah sebuah dokumen belaka karena Tiongkok tak pernah mau jadi bagian dari arbitrase. ST/I-1

Baca Juga: