JAKARTA- Perusahaan produsen perekat kayu (glue) PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPN) berharap industri plywood (kayu lapis) ke depan bisa meningkatkan kembali penjualan mereka seiring dengan berlangsungnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunan yang tengah berlangsung itu berpotensi memerlukan banyak produk perkayuan termasuk plywood.

Selain itu, pemulihan ekonomi global secara berangsur juga diharapkan meningkatkan permintaan dari pasar global terhadap produk-produk plywood seperti furniture, sehingga secara tidak langsung ikut berimbas ke perusahaan lem.

Direktur Utama PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk, Siang Hadi Widjaja dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (20/6) mengatakan masih optimistis permintaan akan meningkat pada semester II-2024 ini, sehingga bisa meningkatkan penjualan perusahaan.

Siang Hadi mengatakan pendapatan bersih perusahaan sepanjang tahun 2023 tercatat sebesar 116,20 miliar rupiah, sehingga kinerja perusahaan secara umum masih mencatatkan hasil yang positif meskipun belum mencapai nilai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Pencapaian pada 2023 menjadi bukti atas komitmen Perusahaan dalam upaya menerapkan pengelolaan bisnis yang baik melalui efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, pemberian pelayanan terbaik kepada para konsumen dan kehati-hatian dalam mengelola keuangan," katanya.

Dalam kondisi dan situasi yang diwarnai dengan berbagai tantangan, perseroan jelasnya juga telah melakukan berbagai upaya dan strategi untuk mendorong dan memperkuat kapasitas internal agar mampu bertahan dan melewati satu persatu tantangan yang ada di depan mata.

"Tantangan terberat yang dihadapi oleh perseroan pada tahun 2023 lalu adalah berkurangnya jumlah permintaan produk oleh konsumen yang bergerak di industri plywood sehingga menyebabkan penurunan penjualan produk glue (perekat) dan berimbas pada laba yang dihasilkan.

Meskipun menghadapi tekanan akibat berbagai kondisi eksternal pada tahun 2023, Perusahaan berhasil melewatinya dengan cukup baik dan mash mencetak laba.

Adapun Laba bersih Perusahaan tahun berjalan tercatat sebesar 16,07 miliar rupiah atau turun sebesar 39,18 persen dari yang sebelumnya sebesar 27,42 miliar rupiah. Di dalam kondisi yang penuh tantangan tersebut, Perusahaan berupaya melakukan efisiensi biaya dan penggunaan biaya yang tepat sasaran sehingga masih bisa mencatatkan laba yang cukup baik.

Pada tahun ini, Siang Hadi memproyeksikan masih akan diwarnai dengan berbagai tantangan, baik secara global maupun nasional. Kendati demikian, Perseroan tetap berpandangan optimis dan berharap supaya keadaan industry plywood akan segera membaik.

"Kita mengupayakan tetap tumbuh positif meskipun tidak akan sebesar pada tahun 2023 lalu," pungkas Siang Hadi.

Baca Juga: