SINGAPURA - Menurut sebuah studi global yang dirilis pada Kamis (4/4), setiap menit pada tahun 2023, dunia kehilangan tutupan hutan primer tropis yang setara dengan 10 lapangan sepak bola. Secara total, hilangnya hutan hujan primer mencapai 3,7 juta hektare atau setara dengan luas Bhutan.

Jumlah itu turun 9 persen dibandingkan tahun 2022, namun masih tetap tinggi dan serupa dengan total pada tahun 2021 dan 2019. Hutan primer mengacu pada hutan asli yang masih ada dalam kondisi aslinya.

"Penurunan drastis kehilangan hutan di Brasil dan Kolombia pada tahun 2023 diimbangi oleh peningkatan kehilangan hutan di Indonesia, Laos, Bolivia, dan negara-negara lain," bunyi hasil studi yang dilakukan oleh platform Global Forest Watch milik World Resources Institute dan Universitas Maryland.

Dikutip dari The Straits Times, angka-angka tersebut mengkhawatirkan karena hutan hujan tua merupakan gudang penting alam yang menyerap sejumlah besar karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan pemanasan global dan mengatur iklim regional dan lokal. Hutan menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi jutaan orang dan merupakan sumber utama air bersih bagi sungai.

Meskipun mempunyai banyak manfaat, hutan-hutan ini ditebangi dengan kecepatan yang mengkhawatirkan untuk keperluan pertanian, pertambangan, jalan, dan urbanisasi. Hal ini terjadi meskipun ada janji pada tahun 2021 oleh lebih dari 140 negara untuk menghentikan dan membalikkan hilangnya hutan dan degradasi lahan pada tahun 2030.

Data Satelit

Studi tahunan ini menggunakan data satelit untuk menghitung hilangnya hutan akibat pembukaan lahan, kebakaran, atau sebab-sebab lainnya. Para ilmuwan yang terlibat fokus pada hilangnya hutan primer tropis karena hampir seluruh deforestasi terjadi di daerah tropis.

"Hutan primer tropis tersebut mewakili beberapa ekosistem yang paling penting untuk dilindungi guna menghindari emisi karbon dan hilangnya keanekaragaman hayati," kata Mikaela Weisse, Direktur Global Forest Watch.

Dia mengatakan hilangnya hutan primer pada 2023 menyebabkan pelepasan 2,4 miliar ton CO2, setara dengan hampir setengah emisi bahan bakar fosil di AS, yang menggarisbawahi pentingnya perlindungan hutan hujan terhadap iklim.

Brasil mencatat penurunan kehilangan hutan primer sebesar 36 persen, bertepatan dengan tahun pertama Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menjabat. Sejak terpilih kembali, Lula telah mencabut tindakan anti-lingkungan yang diterapkan pemerintahan sebelumnya, mengakui wilayah adat baru, dan memperkuat penegakan hukum.

Di Kolombia, hilangnya hutan primer turun 49 persen. Weisse menunjuk pada pembicaraan damai Presiden Gustavo Petro dengan berbagai kelompok bersenjata yang berfokus pada konservasi hutan sebagai tujuan yang jelas.

Baca Juga: