JAKARTA - Industri otomotif di Tanah Air tahun ini diperkirakan memiliki prospek makin membaik dibandingkan periode sebelumnya seiring pemulihan ekonomi dalam negeri meskipun masih dibayangi risiko penyebaran Covid-19 varian Omicron. Karenanya, pelaku industri otomotif memasang target bisnis cukup agresif tahun ini.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis ekonomi triwulan I-2022 tumbuh lebih tinggi daripada triwulan I-2021 meskipun dibayangi Covid-19 varian Omicron, karena karakternya yang berbeda dari varian Delta, sudah masifnya vaksinasi, dan masih berlangsungnya ekonomi.

Optimisme serupa juga disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut industri pengolahan nonmigas di tanah air masih menunjukkan geliatnya pada awal 2022. Hasil survei IHS Markit menunjukkan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia Januari lalu di level 53,7, lebih baik dari Desember 2021 di level 53,5. "Kabar baik ini merupakan sinyal atau indikator bahwa pelaku industri makin optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini," kata Menperin.

Bagi pelaku industri, optimisme tersebut diindikasikan dengan memasang target agresif tahun ini. Vice President Director PT IAMI Jap Ernando Demily mengungkapkan pihaknya menatap 2022 dengan penuh optimisme. Isuzu Astra percaya pasar otomotif di Indonesia akan kembali tumbuh dari berbagai faktor sehingga industri otomotif kembali bisa bergairah.

"Untuk segmen kendaraan niaga sendiri, kami percaya sektor-sektor industry seperti komoditas sawit, batu bara, logistik,cold chain, hingga kurir juga masih akan bertumbuh. Ini yang menjadi faktor pendorong pertumbuhan bisnis kami. Selain itu, implementasi regulasi EURO4 pada April 2022 akan membawa dampak postif secara langsung ke lingkungan, dan tidak langsung juga ke bisnis kendaraan niaga," tutur Ernando dalam media gathering secara virtual yang dipantau di Jakarta, Rabu (2/2).

IAMI menargetkan pangsa pasar pada 2022 untuk segmen ELF sebesar 25 persen, lalu segmen Giga 14 persen, dan Traga sebesar 35 persen. Ernando menjelaskan pada 2021, Isuzu mencetak rekor penjualan untuk segmen ELF dengan pangsa pasar 23,2 persen, kemudian Giga 13 persen, dan Traga 30,7 persen. "Angka ini dibarengi produksi meningkat 80 persen pada 2021, dengan total produksi 32.819 unit," kata dia.

Total produksi itu, selain untuk pasar domestik, juga diekspor ke tujuh negara. Total ekspor kendaraan Isuzu sepanjang 2021 sebanyak 5.005 unit. Angka itu naik 41 persen dibandingkan 2020 yang tercatat 3.554 unit. Ernando optimistis, tahun 2022 ini ekspor kendaraan Isuzu bisa meningkat. IAMI menargetkan akan mengekspor 6.486 unit mobil Isuzu.

Standar Euro 4

Pada kesempatan sama, General Manager Marketing PT IAMI Attias Asril mengatakan pihaknya siap dengan penerapan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan bermesin diesel, mengingat sejak 2011 telah mengunakan mesin common rail. Mesin tersebut lebih efisien penggunaan bahan bakar sekitar 10-20 persen dibandingkan pendahulunya atau konvensional.

Selain itu, lanjut Attias, IAMI juga memberikan dukungan purna jual meliputi 110 outlet, 2.403 mitra partshop yang tersebar di seluruh Indonesia, 149 bengkel Isuzu berjalan dan 86 bengkel mitra Isuzu. "Kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pelayanan after sales," tambah dia.

Baca Juga: