Taliban telah merilis dekrit yang melarang penanaman tanaman opium poppy. Kebijakan tersebut diambil sebagai upaya mereka untuk meredakan kekhawatiran internasional mengenai pengendalian narkoba di Afghanistan.

"Sesuai dengan keputusan pemimpin tertinggi Imarah Islam Afghanistan, diberitahukan kepada seluruh warga Afghanistan, mulai sekarang, penanaman opium telah dilarang keras di seluruh negeri," jelas pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhunzada, pada hari Minggu (3/4), yang dikutip dari Al-Jazeera.

"Jika ada yang melanggar keputusan tersebut, tanaman mereka akan segera dimusnahkan dan pelanggar akan diperlakukan sesuai dengan hukum Syariah," lanjutnya pada konferensi pers di ibu kota Afghanistan, Kabul.

Aturan tersebut juga melarang seluruh kegiatan produksi, penggunaan, atau distribusi narkotika lain.

Praktek pengawasan obat-obatan terlarang di Afghanistan merupakan salah satu tuntutan utama masyarakat internasional kepada Taliban. Kelompok tersebut mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu dan saat ini tengah mencari pengakuan internasional formal atas pemerintahan mereka demi mengurangi sanksi yang sangat menghambat aktivitas perbankan, bisnis, dan pembangunan.

Wakil Perdana Menteri Afghanistan Abdul Salam Hanafi mendesak masyarakat internasional untuk membantu mereka dalam perawatan pecandu narkoba dan membantu petani mendiversifikasi bisnis mereka.

Budidaya opium merupakan sumber pendapatan utama bagi banyak petani miskin di Afghanistan. Mengolah opium poppy menjadi cara bagi petani bertahan hidup di tengah situasi ekonomi yang mengerikan karena dapat membawa hasil yang lebih cepat dan lebih tinggi daripada tanaman legal seperti gandum.

Pengolahan opium Afghanistan yang diperkirakan PBB telah sampai nilai USD 1,4 miliar pada puncaknya pada tahun 2017, dan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa bulan terakhir, telah terjadi kenaikan jumlah petani yang membudidayakan opium di Afghanistan. Seorang petani di Helmand menyebutkan dalam beberapa pekan terakhir harga opium telah naik lebih dari dua kali lipat karena rumor bahwa Taliban akan melarang penanamannya.

Dirinya melanjutkan bahwa dia perlu menanam opium untuk menghidupi keluarganya.

"Tanaman lain tidak se-menguntungkan opium," ujarnya.

Baca Juga: