JAKARTA - Kecantikan alam Indonesia telah menjadi daya tarik pariwisata banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Agar tetap menarik harus tetap dijaga kelestariannya.

"Potensi dari kecantikan alam Indonesia sangat luar biasa, terutama di beberapa destinasi wisata yang dikenal luas hingga mancanegara seperti Bali, Raja Ampat, Gunung Bromo dan ragam keindahan destinasi di Indonesia lainnya," ujar Editor in Chief, National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim dalam konferensi pers virtual Gerakan #LestarikanCantikIndonesia Rabu (10/2).

Untuk melestarikan destinasi wisata unggulan tersebut, Citra membuat program Gerakan #LestarikanCantikIndonesia. Gerakan ini berupa penanaman koral di Raja Ampat bermitra dengan komunitas Terumbu Karang Indonesia. Kemudian, penanaman pohon di Gunung Bromo bermitra dengan National Geographic Indonesia dan Forum Sahabat Gunung. Lalu penanaman mangrove di Bali bersama komunitas Seasoldier.

"Citra bekerja sama dengan berbagai komunitas lokal untuk melakukan upaya pelestarian alam di beberapa destinasi wisata. Gerakan ini juga disertai dengan peluncuran rangkaian produk limited edition Citra Cantik yang terinspirasi dari kecantikan alam di Raja Ampat, Gunung Bromo, dan Bali," ujar Head of Marketing Skin Care Unilever Indonesia, Amaryllis Esti Wijono.

Produk limited edition Citra Cantik yang terdiri dari rangkaian pembersih dan pelembab kulit. Produk yang terinspirasi dari kecantikan alam di Raja Ampat, Gunung Bromo, dan Bali ini terdiri dari 3 rangkaian produk utama yaitu Marine Collagen, Volcanic Clay, dan Cocoa dengan kemasan yang dapat di daur ulang. "Dengan pembelian produk Citra Cantik, para perempuan Indonesia turut berkontribusi dalam melestarikan alam Indonesia," kata Amaryllis.

Deputi Pemasaran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Nia Niscaya, mengatakan pemerintah mendorong kunjungan wisata ke tiga tujuan wisata tersebut meski berada di tengah pandemi Covid-19, dengan memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan berkelanjutan, ekonomi kreatif, dan pembangunan infrastruktur.

"Hal ini kami lakukan agar para pelaku pariwisata lokal dapat beradaptasi dan menggerakkan roda perekonomian sambil memastikan keamanan kesehatan dan kenyamanan wisatawan," kata Deputi Pemasaran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Nia Niscaya.

Baca Juga: