Industri kopi berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, limbah ampas kopi yang dihasilkan belum banyak termanfaatkan.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) mengolah limbah ampas kopi menjadi material baterai Lithium-Ion. Inovasi tersebut menjadi sumbangsih UI mendukung industri kendaraan listrik dalam negeri.

"Setelah dikaji, ternyata ampas kopi dapat diolah menjadi grafen untuk meningkatkan konduktivitas Lithium Titanate Oxide (LTO) pada baterai Lithium-Ion," ujar anggota Tim Peneliti Baterai Lithium-Ion FTUI, Bambang Prioyono.

Dia menjelaskan, pada limbah ampas kopi, terdapat kandungan penghasil partikel nano dengan kondisi surface area yang baik. "Semakin baik kondisi surface area, semakin banyak ion masuk yang dapat menghasilkan tenaga yang lebih bagus juga," tambahnya.

Keunggulan
Ketua Tim Peneliti, Anne Zulfia, menyebut baterai tersebut lebih ringan. Waktu pengisian daya juga lebih cepat. LTO tidak rentan korsleting saat proses pengisian daya.

"Hasil arus listrik lebih stabil dan aman dibandingkan baterai Lithium Graphite yang umum digunakan pada baterai kendaraan listrik saat ini," jelasnya.

Anggota Tim Peneliti, Nofrijon Sofyan, menerangkan baterai mobil listrik dengan LTO tersebut berbobot hingga 200 kilogram. Jauh lebih ringan dari baterai berkapasitas sama dengan bobot kisaran 500 kilogram.

"Semakin besar bobot mobil, semakin rendah daya dorongnya. Konsumsi bahan bakar juga semakin besar. Dengan bobot yang ringan itu, jarak tempuh yang bisa dicapai mobil akan meningkat," terangnya.

Nofrijon menambahkan, pihaknya mengupayakan waktu pengisian daya baterai 15 menit untuk pengisian penuh. Waktu tersebut lebih cepat dari baterai mobil listrik yang saat ini butuh waktu hingga 2 jam.

"Tim kami juga sedang meneliti bagaimana agar waktu pengisian daya dapat lebih singkat seperti halnya pengisian bahan bakar pada kendaraan konvensional," ucapnya.

Pengembangan Industri
Sementara itu, Dekan FTUI, Hendri D.S. Budiono, menyebut inovasi baterai listrik dari FTUI ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Dia berharap pihak industri dapat menyerap inovasi yang dihasilkan oleh sivitas akademika FTUI untuk kemudian dikomersialisasikan.

"Hasil penelitian ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penguasa pasar dalam hal baterai kendaraan listrik, apalagi terdapat begitu banyak material pembuatan baterai listrik ini tersedia di alam Indonesia," katanya.

Rektor UI, Ari Kuncoro, menegaskan siap mendukung pemerintah dalam stimulasi pasar dan konversi kendaraan listrik. Langkah ini menjadi bagian dari upaya UI menjadi Entrepreneur University.

"UI senantiasa berupaya memberi solusi berbagai masalah yang dihadapi Indonesia. Kendaraan listrik merupakan masa depan dunia yang akan menjadi moda transportasi utama dalam beberapa waktu ke depan," terangnya.

Baca Juga: