Tiongkok disebut tengah mempelajari cara Rusia menginvasi Ukraina dan Barat sama sekali tak senang langkah itu.

Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) menuturkan bahwa Tiongkok sedang mempelajari cara untuk melindungi ekonomi negaranya dari sanksi-sanksi yang mungkin diterima Beijing ketika menginvasi Taiwan kelak, dengan menarik pelajaran dari upaya barat untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina,

"Kami telah melihat Tiongkok mencari cara untuk melindungi ekonomi mereka dari kemungkinan sanksi, mencoba melindungi diri dari bahaya jika mereka melakukan sesuatu untuk menarik kemarahan masyarakat internasional," kata Wray seperti dikutip dari CNN International.

"Di dunia kami, kami menyebut perilaku semacam itu sebagai petunjuk," tambahnya merujuk pada rencana invasi Tiongkok ke Taiwan.

Hal itu disampaikan Wray dalam pertemuannya dengan para pemimpin bisnis dan akademis swasta di London yang juga dihadiri oleh Direktur Jenderal MI5 Ken McCallum, pada hari Rabu (6/7).

Pertemuan itu menyoroti kerja sama kedua badan keamanan untuk menggagalkan apa yang mereka katakan sebagai tantangan paling serius dari spionase dan peretasan oleh pemerintah Tiongkok. Menurut keduanya, Tiongkok mampu mencuri kekayaan intelektual mereka dan mempengaruhi politik di negara-negara barat dan menyebut langkah ini mampu memengaruhi keamanan dan ekonomi.

Wray juga menyoroti studi Universitas Yale yang menungkapkan bahwa bisnis barat telah merugi sebesar 59 miliar dolar AS akibat dari perang Rusia-Ukraina.

"Dan jikaTiongkok menyerang Taiwan, kita bisa melihat hal yang sama lagi, dalam skala yang jauh lebih besar," jelas Wray.

Tak hanya itu, Wray juga menyinggung penyelidikan FBI baru-baru ini terhadap aktivitas intelijen Tiongkok termasuk upaya untuk menargetkan kandidat kongres AS di New York karena kaitannya dengan protes Lapangan Tiananmen 1989 yang dihancurkan oleh militer Tiongkok.

Wray juga mengatakan FBI telah menangkap orang-orang yang bekerja untuk perusahaan Tiongkok yang mencoba menggali ladang di daerah pedesaan AS untuk mendapatkan akses ke benih yang dimodifikasi secara genetik.

Sementara McCallum menuturkan MI-5 tengah meningkatkan investigasinya mengenai aktivitas Tiongkok di Inggris, tujuh kali lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada tahun 2018.

Ia juga menjelaskan bahwa upaya sektor bisnis dan universitas negara Barat yang mencoba memasuki pasar Tiongkok untuk memperluas bisnis mereka, justru meningkatkan risiko.

"Asumsi Barat yang meluas bahwa kemakmuran yang tumbuh di Tiongkok dan peningkatan konektivitas dengan Barat secara otomatis akan mengarah pada kebebasan politik yang lebih besar telah terbukti salah," kata McCallum.

"Tetapi Partai Komunis China tertarik dengan sistem demokrasi, media, dan hukum kami. Sayangnya, tidak untuk meniru mereka, tetapi menggunakannya untuk keuntungannya," tambahnya.

Baca Juga: