Selandia Baru hingga Australia dilaporkan memperketat pembatasan biosekuriti di perbatasan keduanya guna mencegah penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah menyebar di di Indonesia sejak April lalu.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan krusial bagi negaranya untuk menghentikan potensi masuknya wabah PMK.

PMK sendiri merupakan penyakit virus yang parah dan sangat menular di kalangan hewan, terutama hewan ternak. Arden menyebut PMK di Indonesia bisa memengaruhi hingga 100.000 pekerja pertanian di negaranya, merujuk pada fakta bahwa wabah PMK pernah menghancurkan pertanian Inggris pada 2001 silam.

"Meskipun bukan ancaman bagi manusia, itu akan menghancurkan komunitas nasional kita. Pada dasarnya, semua hewan yang berkuku terbelah berisiko," kata Ardern kepada wartawan dikutip dari AFP.

"Kami ingin memastikan bahwa kami memiliki semua aturan untuk melindungi diri dari ancaman yang muncul ini," tambah Arden seraya menyebut Selandia Baru tidak pernah mengalami wabah PMK.

Walaupun saat ini Selandia Baru memang tidak memiliki penerbangan langsung dengan Indonesia, penyebaran PMK dikhawatirkan dapat menyebar melalui turis Australia yang pernah mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat.

Ardern menuturkan wisatawan dari Indonesia secara khusus tidak diizinkan membawa produk daging ke negaranya. Petugas berwenang akan menyaring bagasi dan akan disediakan tikar disinfektan di bandara untuk membersihkan alas kaki pelancong.

"Pemerintah bekerja sama dengan pihak berwenang Australia untuk mencoba mengurangi risiko lebih lanjut," katanya.

Hal sama sudah lebih dulu berlaku di Australia. Barang bawaan dan bagasi milik pelancong Indonesia sudah diperiksa di bandara, termasuk alas kaki. Hal ini meruapakan wujud antisipasi terhadap penyakit tersebut dikhawatirkan dibawa oleh turis

PMK sendiri dikategorikan sebagai penyakit ternak yang paling menular yang umumnya menjangkiti hewan dengan kuku terbelah seperti sapi, kerbau, unta, domba, kambing dan babi.

Virus PMK diketahui dapat hidup dalam napas, air liur, lendir, susu dan feses. Virus tersebut diyakini juga dapat menyebar pada wol, rambut, rumput atau jerami. Virus ini juga mungkin ditemukan dalam lumpur atau kotoran yang menempel pada alas kaki, pakaian, peralatan ternak atau ban kendaraan.

Baca Juga: