Untuk mencari informasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban gempa, Dubes Wajid menemui WNI yang terdampak gempa bumi di Suriah.
Jakarta - Duta Besar RI untuk Suriah Wajid Fauzi menemui tiga pekerja migran Indonesiadi Aleppo, salah satu kota yang terdampak gempa bumi di Suriah.
Pertemuan dengan ketiga WNI bernama Haryati binti Karim, Wagiati, dan Dewi Rahayu dilakukan pada Minggu (12/2), ketika Dubes Wajid memimpin langsung tim KBRI Damaskus ke lokasi-lokasi gempa di Suriah untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban gempa.
"Dapat saya laporkan bahwa hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban gempa di Suriah," kata Wajid dalam video pengarahan pers yang dipantau ANTARA pada Rabu.
Ketiga PMI ditemui dalam keadaan baik meskipun sempat merasa ketakutan karena gempa, demikian keterangan KBRI Damaskus.
Pihak KBRI Damaskus kemudian membantu menyelesaikan kasus ketenagakerjaan dan keimigrasian yang dihadapi para pekerja migran tersebut, dan membawa ketiga WNI ke Damaskus pada Selasa (14/2) untuk selanjutnya memulangkan mereka ke Tanah Air.
Dalam kunjungan tersebut, Dubes Wajid bertemu dengan Gubernur Latakia Amer Ismail Hilal dan Gubernur Aleppo Hussein Diab guna menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam serta berdoa bagi pemulihan para korban dan pembangunan kembali Suriah.
Wajid juga berharap koordinasi dapat terus dilakukan antara pemerintah Suriah dengan KBRI Damaskus untuk memastikan kondisi dan keselamatan WNI. ?
Tim KBRI Damaskus mendatangi dua wilayah yang terdampak paling parah akibat gempa di Suriah, yakni Latakia dan Aleppo.
Dalam kunjungan tersebut, tim berkoordinasi dengan narabuhung yaitu Maher Slebi dan di Muhammad Akra di Aleppo.
Sejak hari pertama terjadinya gempa pada 6 Februari 2023, mereka secara intensif melakukan penelusuran keberadaan WNI di rumah sakit, penampungan korban, dan melalui kantor pemerintahan.
KBRI Damaskus memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban gempa bumi di Suriah, meskipun tercatat sebanyak 116 WNI terdampak bencana tersebut.
Pada kesempatan yang sama, tim juga menyalurkan bantuan kemanusiaan hasil penggalangan donasi yang dilakukan oleh KBRI Damaskus bersama dengan diaspora Indonesia dan perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) Suriah kepada warga setempat yang terdampak.
Bantuan berupa obat-obatan, makanan, dan pakaian hangat telah disalurkan ke lokasi penampungan korban bencana di Latakia, yakni di Albassel Sport Club yang menampung sekitar 350 warga terdampak dan tiga sekolah pada Minggu (12/2), dan berikutnya di sekolah Yahya Alheneni di Aleppo pada Senin (13/2).
Gubernur Latakia dan Aleppo menyampaikan ucapan terima kasih atas simpati dan bantuan tersebut.
Suriah belum keluar dari dampak perang yang melanda negara tersebut dan masih dalam status embargo oleh negara-negara Barat, sehingga gempa kali ini menjadi pukulan berat bagi kehidupan masyarakat setempat.
"Terdapat sekitar 4,5 juta masyarakat Suriah yang terdampak dan banyak di antaranya masih merasa trauma dan enggan kembali ke rumahnya masing-masing karena ada kekhawatiran adanya gempa susulan," tutur Dubes Wajid.