MOGADISHU - Indonesia merupakan salah satu dari belasan delegasi asing yang telah menghadiri pelantikan Presiden Somalia baru, Hassan Sheikh Mohamud, setelah pemilihan umum oleh parlemen Somalia yang sempat tertunda lebih dari setahun yang digelar pada Kamis (9/6) pekan lalu.

Acara pelantikan negara di tanduk Afrika yang kaya akan sumber daya maritim tersebut dihadiri oleh kepala negara dari Kenya, Ethiopia, dan Mesir serta perwakilan tingkat tinggi lainnya dari Arab Saudi, PEA, Turki, Uganda, Bahrain, Sudan Selatan, dan Burundi.

Indonesia sendiri diwakili oleh Duta Besar RI untuk Republik Federal Somalia, Mohamad Hery Saripudin, yang merangkap dari KBRI Nairobi, Kenya.

Selama kunjungannya, Dubes Hery telah bertemu dengan Perdana Menteri, acting Menteri Luar Negeri, serta beberapa pejabat dan anggota parlemen Somalia. Pada setiap pertemuan, Duta Besar Hery menekankan keterbukaan Indonesia sebagai mitra dalam proses rekonstruksi dan state building Somalia setelah puluhan tahun perang saudara.

Dubes Hery menawarkan berbagai kerja sama capacity building di berbagai bidang dari isu politik dan keamanan, ekonomi, hingga sosial budaya. Solidaritas Indonesia disambut hangat oleh semua mitra, yang memiliki harapan besar dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, yang dianggap sebagai saudara dekat.

Walau kondisi negara yang belum sepenuhnya kondusif, Somalia merupakan salah satu tujuan ekspor Indonesia yang penting di kawasan. Dengan nilai ekspor pada 2021 sebesar 91 juta dollar AS, ekspor Indonesia ke Somalia melebihi nilai ekspor ke beberapa negara maju seperti Finlandia (85 juta dollar AS), Ceko (81 juta dollar AS), Norwegia (53 juta dollar AS).

Berbeda dengan kawasan lain di mana ekspor Indonesia didominasi oleh minyak kelapa sawit sebagai bahan baku manufaktur, produk yang diekpor ke Somalia mayoritas merupakan produk jadi, dari mulai spare part kendaraan, pakaian dan tekstil, hingga produk kecantikan dan obat-obatan tradisional.

Terdapat satu produk Indonesia yang dapat dilihat di mana-mana, khususnya pada malam hari saat masyarakat Somalia sudah mulai bersantai di jalanan, café, restoran, atau di rumah, yaitu sarung Indonesia.

"Sarung Indonesia dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia, dan merupakan satu-satunya sarung yang disukai masyarakat Somalia. Laki-laki Somalia umumnya memiliki 4 hingga 5 sarung. Setiap bulannya, puluhan kontainer produk sarung dikirim dari Indonesia, tidak saja dari perusahaan besar tetapi juga UKM-UKM di jawa tengah, ke Somalia dan beberapa negara di kawasan yang memiliki jumlah diaspora Somalia yang besar, seperti Kenya dan Tanzania," demikian pernyataan dari KBRI Nairobi seperti dikutip dari laman kemlu.go.id, Selasa (14/6).

Ekspor Indonesia ke Somalia dan negara-negara sekitar sangat didorong oleh keberadaan diaspora Somalia di Indonesia juga. Oleh sebab itu, salah satu program penting prioritas Dubes Hery adalah diplomasi pendidikan melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa Somalia untuk belajar di Indonesia.

"Pemuda-pemudi masa kini akan menjadi pemimpin di masa depan yang akan mempererat hubungan kedua negara di bidang politik maupun ekonomi. Untuk itu saya akan upayakan peningkatan jumlah mahasiswa dari Somalia untuk belajar di Indonesia," ujar Dubes Hery kepada para pejabat dan anggota Parlemen Somalia.

Republik Federal Somalia mengalami perang saudara pada era '90-an hingga terbentuknya pemerintahan transisi pada 2004. Semenjak itu, telah terdapat perkembangan secara berkala dalam pembentukan dan penguatan pemerintahan Federal.

Walau masih dihadapi dengan gangguan oleh kelompok ekstrimis Al-Shabaab, namun aksi perompakan yang sebelumnya sangat terkenal di kawasan perairan Somalia saat ini sudah nyaris tidak ada, berkat bantuan pengamanan dari kalangan internasional. Berbeda dengan negara di benua Afrika lainnya, investasi di Somalia didominasi oleh negara-negara Muslim. I-1

Baca Juga: