JAKARTA - Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Y Kim mengungkapkan bahwa perang yang dipicu oleh Putin akan membuat masa depan masyarakat Rusia rusak.

Dalam keterangan resmi yang dirilis Kedubes AS di Jakarta, Dubes Kim menilai invasi Moskow ke Kiev akan menjadi kegagalan strategis bagi mereka.

Dengan bergerak dalam koordinasi yang erat serta koalisi yang kuat bersama sekutu dan mitra yang mewakili lebih dari setengah ekonomi global, AS telah memperbesar dampak tindakan mereka untuk membebankan biaya maksimum pada Putin dan rezimnya.

"Menanggapi perang sebagai pilihan Putin, kami akan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis. Kami akan menghambat kemampuan Rusia untuk membiayai dan mengembangkan militernya," tegasnya dikutip pada Jumat (4/3) petang.

Amerika dan sekutunya juga akan melemahkan kemampuan Rusia untuk bersaing dalam putaran ekonomi global.

"Dan kami siap untuk berbuat lebih banyak lagi," katanya.

Dalam keterangannya, Kim kembali menekankan dukungannya terhadap rakyat Ukraina. Bantuan keamanan yang dikerahkan AS untuk Pemerintah Ukraina dalam satu tahun terakhir mencapai lebih dari USD 1 miliar (setara dengan Rp 14,3 triliun).

AS juga telah berkoordinasi dengan negara-negara utama penghasil dan konsumen minyak dunia untuk menekankan kepentingan bersama dalam mengamankan pasokan energi global.

"Kami bekerja sama dengan perusahaan energi untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk memasok energi ke pasar, terutama sebagai akibat dari kenaikan harga," kata Kim.

Menurut dia, serangan ke Ukraina telah Putin rencana sejak lama. Dia secara metodis memindahkan lebih dari 150.000 tentara serta peralatan militer ke perbatasan Ukraina.

Putin juga memindahkan pasokan-pasokan darah ke posisinya serta membangun rumahsakit di lapangan, yang menunjukkan niatnya selama ini.

"Beberapa hari, minggu, dan bulan ke depan akan sangat berat bagi rakyat Ukraina. Putin telah membawa penderitaan besar bagi mereka," sebut Kim.

"Namun rakyat Ukraina telah mengenal kebebasan selama 30 tahun, dan mereka telah berulang kali menunjukkan bahwa mereka tidak akan menoleransi siapa pun yang ingin membawa negara mereka mundur ke belakang," ujarnya.

Baca Juga: