Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid mengimbau segenap umat Islam di Tanah Air untuk tetap saling menghormati apabila terdapat perbedaan awal 1445 Hijriah/2024 Masehi.

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid mengimbau segenap umat Islam di Tanah Air untuk tetap saling menghormati apabila terdapat perbedaan awal 1445 Hijriah/2024 Masehi.

"Ada indikasi perbedaan awal Ramadan, ada Muhammadiyah mungkin tanggal 11 Maret, dari Nahdlatul Ulama tanggal 12 Maret dan ini kami harapkan saling menghormati," kata Wachid dalam video singkat, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Kamis (7/3).

Ia menambahkan potensi perbedaan awal Ramadan itu juga jangan sampai membuat hilangnya momen kebersamaan di antara seluruh umat Islam di Indonesia.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Meskipun ada potensi perbedaan awal Ramadan, ia berharap seluruh umat Islam di Tanah Air dapat melaksanakan awal Ramadhan secara bersama-sama.

"Tentu, kita menunggu dari hasil sidang isbat tersebut. Tentu harapan kami, 1 Ramadan bisa dilaksanakan secara bersamaan," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah mengimbau umat Islam untuk tetap menjaga ukhuwah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan awal Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi.

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi," ujar Yaqut.

Imbauannya tersebut tertuang dalam edaran Nomor 1 tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Majelis Tarjih Pengurus Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan bertepatan pada 11 Maret 2024. Ada juga sebagian jamaah tarekat yang akan memulai puasa pada 10 Maret 2024.

Sementara Pemerintah akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024. Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadhan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret.

Baca Juga: