Pemilu 2024 diharapkan berjalan damai, penuh sukacita, dan riang gembira serta tanpa saling menghujat seperti halnya dengan pesta demokrasi yang digelar Kamboja.

JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana berharap Pemilu 2024 berlangsung damai seperti halnya dengan pesta demokrasi yang berlangsung di Kamboja, Minggu (23/7)

"Sebagai observer (peninjau) dari BKSAP Indonesia, saya melihat pemilu di Phnom Penh, Kamboja, hari ini sangat menarik. Pemilu mereka berjalan damai, sukacita, dan penuh riang gembira sehingga perlu dijadikan contoh pesta demokrasi Kamboja bagi negara di dunia, khususnya Indonesia yang mau memasuki Pemilu 2024," kata Putu dalam keterangan yang diterima di Jakarta, kemarin.

Dia juga menyebut bahwa sebanyak 9,7 juta pemilih yang mengikuti pemilu di Kamboja memaknai pesta demokrasi dengan bergembira, tanpa ada saling menghujat. "Pemilu itu maknanya pesta demokrasi, jadi semua gembira tidak saling menghujat, tidak saling gontok-gontokan maupun saling fitnah. Meski banyak partai politik yang ikut berkontestasi, sekitar 18 partai untuk merebut 125 kursi parlemen," ujarnya.

Meski demikian, dia mengingatkan agar tak melihat besaran jumlah penduduk Kamboja yang mengikuti pemilu, melainkan melihat proses jalannya pemilu yang mampu dilangsungkan secara demokratis. "Kamboja ini termasuk negara yang tergolong muda, tapi mampu melaksanakan pesta demokrasi secara demokratis sesuai dengan kearifan lokalnya, damai dan penuh gembira. Jadi jangan melihat besar atau kecil jumlah penduduknya," tuturnya.

Pada Pemilu 2018 di Kamboja, Putu menuturkan bahwa Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpin Perdana Menteri Hun Sen kembali memenangkan pemilu, meski ada 17 partai politik yang menjadi peserta pemilu saat itu.

Menurut dia, Hun Sen yang memimpin Kamboja di usianya yang ke-70 tahun itu telah membawa negaranya mencapai status berpenghasilan menengah ke bawah, dengan peningkatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

"Sektor manufaktur tekstilnya, terutama untuk merek-merek terkenal Barat, berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja vital. Sementara ekonomi tumbuh rata-rata 7,7 persen antara tahun 1998 dan 2019," jelasnya.

Putu lantas mengatakan bahwa Hun Manet, putra dari Perdana Menteri Hun Sen, di gadang-gadang akan menggantikan tampuk kepemimpinan ayahnya pada Pemilu 2023.

Berita Bohong

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pemilu Serentak 2024 sebagai sebuah pesta demokrasi dijalani dengan baik dan penuh kegembiraan, tanpa ada ujaran kebencian, berita bohong serta fitnah-memfitnah di media social (medsos).

"Jangan ada ujaran kebencian, ndak. Jangan ada lagi berita bohong, banyak itu yang di pemilu-pemilu sebelumnya. Terutama di medsos, di media sosial. Jangan lagi ada fitnah-fitnahan. Sekali lagi jangan lagi ada fitnah-fitnahan, utamanya juga di medsos," tegas Jokowi.

Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Syukuran 1 Abad NU 25 Tahun PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu lalu.

Jokowi menekankan pemilu adalah pesta demokrasi, di mana rakyat semestinya bersenang-senang, dan tidak boleh ada ketakutan maupun pertengkaran. "Saya kalau baca medsos kadang-kadang geleng-geleng, kok nggeh koyo ngeten, sami-sami sederek, sami-sami sedulur. Nggih mboten? Apalagi (pertengkaran) atas nama agama, ini tidak boleh terjadi," tegas Presiden.

Dia menekankan perbedaan pilihan dalam demokrasi adalah hal wajar. Dia meminta perbedaan pilihan tidak direspons dengan saling bertengkar atau saling menjelekkan. "Lha wong yang di atas-atas aja, ketua-ketua partai itu sering makan-makan bareng. Capres-capres itu ngopi bareng, lha kok yang di bawah saling bertengkar dan berkepanjangan, kangge nopo?. Kita ini satu saudara, sebangsa dan se-Tanah Air Indonesia. Ampun kesupen, nggih mboten?" jelasnya.

Dia meminta setelah menjalani pemilu seluruh rakyat Indonesia kembali bersatu sebagai sebuah bangsa yang besar.

Baca Juga: