Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaporkan sebanyak 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 selama kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sufmi Dasco Ahmad mengaku prihatin atas adanya klaster penularan Covid-19 dalam pelaksanaan PTM di sejumlah sekolah.

"Kita turut prihatin bahwa kemudian ada klaster baru dari kegiatan tatap muka di sekolah-sekolah,"kata Dasco di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (24/9/2021), dikutip dari keterangan video.

Dasco menjelaskan DPR RI tetap terus memonitor kegiatan PTM yang berlangsung. "Walaupun sebagian besar sekolah sudah menyatakan bahwa mereka melakukan prokes (protokol kesehatan) yang ketat," ujar Dasco

Dasco menuturkan berdasarkan temuan DPR pembelajaran tatap muka bersifat tidak wajib, karena sebagian besar sekolah itu menyerahkan kepada orangtua apakah mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM atau tidak.

Menurut Dasco munculnya klaster baru di sekolah bisa menjadi pertimbangan lagi bagi orang tua untuk mengizinkan tatap muka langsung atau kembali dengan sekolah online.

"Karena ini sifatnya juga tidak wajib. Nah, bagi yang kemarin ingin anaknya sekolah tatap muka, ya orangtua mengirim," kata Dasco.

"Ini jadi pertimbangan mungkin apakah izinkan tatap muka langsung apa kemudian kembali belajar online, itu kita serahkan kepada orangtua," ujarnya.

Tak hanya itu, dengan adanya klaster penularan Covid-19 dalam penyelenggaraan PTM, Dasco mengimbau kepada pihak sekolah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Nah kemudian dengan adanya kejadian klaster sekolah ini, kembali kita mengimbau kepada sekolah-sekolah untuk tetap melakukan prokes yang ketat," tuturnya

Dasco memberi catatan kepada sekolah-sekolah yang telah menyelenggarakan PTM agar menerapkan protokol kesehatan dengan lebih ketat.

Baca Juga: