Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, menyatakan bahwa biji kopi yang dihasilkan oleh petani di Lampung tidak semuanya digunakan untuk memenuhi permintaan ekspor saja. Sebagian yang biji kopi diolah oleh lagi masyarakat menjadi kopi bubuk.
"Telah diambil kebijakan di mana biji kopi yang dihasilkan oleh petani di Lampung tidak akan 100 persen di ekspor, melainkan 40 persen akan dimanfaatkan oleh rakyat," ujar Arinal Djunaidi, di Bandarlampung, Senin (27/12).
Ia menjelaskan, dengan jumlah produksi yang meningkat sebanyak 115 ribu ton di tahun 2021, kopi Lampung dapat menjadi sarana menopang kesejahteraan masyarakat. "Kesejahteraan masyarakat ini akan dilakukan dengan mendorong petani memproduksi kopi bubuk, jadi tidak hanya menjual kopi petik," katanya.
Arinal menambahkan dengan memproduksi kopi bubuk dari biji kopi hasil petikan sendiri mendapatkan nilai tambah. Langkah ini meningkatkan nilai penjualan kopi menjadi dua kali lipat daripada hanya menjualnya dalam bentuk biji kopi petik merah.
"Petani ini tidak hanya bisa memproduksi biji kopi petik merah saja saat panen sebab nilai tambahnya tidak terlalu banyak, kalau bisa diolah menjadi produk kopi bubuk tentu bisa dijual dengan harga yang lebih mahal," ucapnya.
Dia menjelaskan, selain itu untuk mengembangkan produksi kopi Lampung pihaknya pun akan melakukan penanaman secara tumpang sari. "Kita akan lakukan penanaman kopi bersama dengan lada. Ketika kopi tidak berbuah maka panen lada bisa diandalkan. Kalau keduanya bisa berbuah maka petani akan dapat nilai tambah," katanya.
Menurutnya, pola penanaman tumpang sari antara lada dan kopi tersebut telah diterapkan di Kabupaten Tanggamus dan mampu menopang perekonomian masyarakat. "Di Tanggamus sudah dilaksanakan dan mampu meningkatkan produksi kopi serta lada. Ini aja. Dikembangkan di tempat lainnya," ujarnya.
Provinsi Lampung memiliki luas lahan kopi mencapai 156.918 hektare, dengan jumlah petani sekitar 142.511 orang. Lampung juga telah memproyeksikan pada 2022 produksi kopi meningkat sebanyak 94.877 ton, sehingga total produksi bisa mencapai 200.000 ton. Beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan melepas sebanyak 600 metrik ton kopi lampung untuk diekspor ke Mesir. hay/Ant

Baca Juga: