PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp24,2 triliun hingga akhir Juli 2022, naik 7,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,51 triliun.

Dalam keterangan resminya, SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri, Josephus K. Triprakoso mengungkapkan, nilai penyaluran KUR sebesar Rp24,2 triliun telah mencapai 60,51 persen dari target perseroan yang mendapatkan plafon sebesar Rp40 triliun sepanjang 2022. Jumlah ini juga meningkat apabila dibandingkan plafon tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun.

"Kami telah menyalurkan KUR sebesar Rp24,2 triliun kepada lebih dari 227 ribu debitur yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.

Josephus menambahkan, dalam penyaluran KUR tahun ini, Bank Mandiri akan tetap fokus menyasar sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah guna menangkap momentum pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Lebih lanjut Josephus menegaskan Bank Mandiri akan tetap fokus menyasar sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah guna menangkap momentum pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

"KUR Bank Mandiri di tahun 2022 akan tetap difokuskan pada sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah, baik pertanian, perikanan, industri pengolahan, maupun jasa-jasa produksi yang didukung sinergi dari seluruh segmen bisnis, koordinasi yang kuat di seluruh jaringan, serta kerjasama strategis dengan perusahaan finansial maupun e-commerce," pungkas Josephus.

Ia merinci mayoritas penyaluran KUR, yakni 59,5 persen atau sebesar Rp 14,4 triliun telah dialokasikan ke sektor produksi. Sementara sisanya, Rp9,8 triliun dialokasikan untuk sektor non produksi. Apabila dilihat dari kategori sektor usaha, realisasi penyaluran KUR terserap antara lain ke sektor pertanian sebesar 29,15 persen, disusul sektor jasa produksi 20,04 persen, sektor industri pengolahan 8,29 persen, dan sektor perikanan 1,99 persen.

Percepatan penyaluran KUR dinilai Josephus mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya memacu di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit UMKM di semester I 2022 sebesar 12,57 persen. Kredit investasi UMKM juga dilaporkan selama tiga bulan terakhir. Pada Februari 2022, kredit investasi UMKM tumbuh 7,7 persen dibanding bulan sebelumnya (mom), yang juga berlanjut di Maret dengan 0,3 persen (mom) dan 4,7 persen pada April (mom). Adapun berdasarkan data Mandiri Business Index (MBI), tingkat transaksi masuk (incoming transactions) pada segmen UMKM yang digunakan sebagai proxy pendapatan, terus dalam tren meningkat sejak pertengahan 2020 ketika PSBB 1 mulai dilonggarkan.

Melihat tren yang terus membaik, pihaknya optimis penyaluran kredit UMKM memiliki prospek pertumbuhan hingga akhir tahun dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Langkah percepatan juga disebut Josephus selaras dengan komitmen pemerintah yang kembali meningkatkan dana alokasi KUR, serta melanjutkan tambahan subsidi bunga 3 persen hingga Desember 2022. "Sejalan dengan aspirasi pemerintah dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), hal ini juga menjadi komitmen Bank Mandiri dalam program pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.

Baca Juga: