CHICAGO - Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (4/8) atau Jumat pagi WIB, berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya dipicu oleh dolar AS yang lebih lemah karena para pelaku pasar menunggu laporan pekerjaan AS untuk petunjuk arah lintasan kebijakan Federal Reserve (The Fed) selanjutnya.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 30,5 dolar AS atau 1,72 persen menjadi ditutup pada 1.806,90 dolar AS per ounce, kembali bertengger di atas level psikologis 1.800 dolar AS setelah beberapa hari tersandung penguatan dolar.

Harga emas berjangka tergelincir 13,30 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.776,40 dolar AS pada Rabu (3/8), setelah terdongkrak 2,0 dolar AS atau 0,11 persen menjadi 1.789,70 dolar AS pada Selasa (3/8), dan menguat 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.787,70 dolar AS pada Senin (1/8).

Harga emas berakhir pada penutupan tertinggi sejak 30 Juni, naik di atas angka kunci 1.800 dolar AS, karena investor fokus pada kemungkinan ekonomi AS tergelincir ke dalam resesi, kata analis pasar.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (4/8) bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 6.000 menjadi 260.000 dalam pekan yang berakhir 30 Juli. Pekan yang berakhir pada 23 Juli melihat peningkatan permintaan yang berkelanjutan untuk tunjangan negara menjadi 1,42 juta, angka tertinggi sejak awal April.

Investor juga mempertimbangkan kemungkinan mundurnya pasar tenaga kerja yang kuat, menurut analis pasar, terutama karena Federal Reserve meningkatkan perjuangannya melawan inflasi pada level tertinggi empat dekade.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 22,8 sen atau 1,15 persen, menjadi ditutup pada 20,122 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 36,4 dolar AS atau 4,1 persen, menjadi ditutup pada 924,90 dolar AS per ounce.

Baca Juga: