DKI Promosikan Kota RamahInvestasi JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan visi membangun kota yang lebih layak huni dan berkelanjutan. Pada tahun 2009, Jakarta berkomitmen mengurangi 30 persen emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2030. Sementara itu, pada tahun 2021, telah mencapai 26 persen dari target. Demikian disampaikan Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, di Jakarta, Jumat (2/9).

"Sebagai kota megapolitan terbesar di belahan bumi bagian selatan, Jakarta menghadapi sejumlah tantangan besar," ujar Haryati. Haryati mengatakan dalam mengurai permasalahan dan menjadikan Jakarta sebagai kota layak huni, tidak dapat dilakukan pemerintah sendiri, perlu kolaborasi berbagai pihak seperti masyarakat, badan usaha, sektor swasta, dan para investor.

Pada 1 September lalu, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Jakarta Investment Centre (JIC) berkolaborasi dengan U20 Mayors Summit dan Bank Indonesia menyelenggarakan Jakarta Investment Forum (JIF) 2022 bertema "Investing in Resilence."

Haryati ingin membahas mengenai seluruh tantangan dan kebijakan yang diperlukan untuk mendorong green investments di Jakarta. "Forum tersebut diharapkan dapat mendorong investasi berkelanjutan, serta mewujudkan net zero emmision pada tahun 2050 untuk generasi masa depan," jelasnya.

Haryati menambahkan JIF 2022 kemarin menyediakan titik temu bagi pejabat publik, investor, pemodal dan pemilik proyek potensial untuk menjajaki berbagai potensi kerjasama investasi di Jakarta. "Investor yang hadir menyatakan tertarik dengan proyek-proyek potensial yang ditawarkan," ucapnya.

Baca Juga: