JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta minta masyarakat lebih berhati-hati dan selalu memakai masker dalam menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu (29/6).

"Jadi yang pertama memang ada peningkatan covid-19. Untuk itu masyarakat lebih hati-hati dan teliti, sebaiknya menggunakan masker," kata.

Riza mengatakan penggunaan masker tidak hanya menghindari bahaya covid-19 tetapi juga udara dan varian virus lainnya. "Jadi sementara ini memang yang terbaik melaksanakan protokol kesehatan," tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jumlah kasus aktif di Jakarta naik menjadi 503 dari 364 kasus Covid-19.

"Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan varian Omicron. Upaya 3T terus digalakan, selain vaksinasi Covid-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas," kata Dwi.

Dwi mencatat, dilakukan tes PCR sebanyak 10.356 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 9.743 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru, dengan hasil 1.250 positif.

"Selain itu, dilakukan pula tes antigen sebanyak 19.622, dengan hasil 504 positif. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR," tutur Dwi.

Lebih lanjut, Dwi juga menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.

"Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 63.376 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 1.037.241 per sejuta penduduk," jelas Dwi.

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 12,2 persen sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,5 persen WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

Baca Juga: