Peremajaan pengalihan bajaj merah merupakan upaya mewujudkan kota ramah lingkungan.
JAKARTA-Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghapuskan operasional bajaj merah, bulan ini. Penghapusan bajaj merah ini merupakan bagian dari peremajaan angkutan umum di Ibu Kota.
"Bajaj merah, terhitung tanggal 1 Juni kemarin (sudah nggak ada). Kemarin, sudah selesai 14.424 bajaj merah kami lakukan peremajaan dan skrepingan," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (10/7).
Diakuinya, penghapusan bajaj merah ditargetkan selesai pada 2016 . Sehingga, operasional bajaj merah ini sudah tidak ada lagi pada tahun ini. Namun, katanya, masih banyak permohonan pemilik bajaj untuk meminta pengunduran waktu.
"Harusnya, 2017 ini selesai. Tapi masih banyak permohonan-permohonan waktu hingga 31 Mei. Dia minta waktu lagi sampai habis lebaran, maka kita berikan negosiasi lagi sampai 21 Juni," katanya.
Diakuinya, beberapa bajaj merah itu telah dihancurkan sebelum Hari Raya Idul Fitri atau lebaran kemarin. Sebab, tidak sedikit pengemudi bajaj merah yang terlah beralih ke bajaj biru.
"Intinya, peremajaan tentang transportasi. Sudah jelas bahwa batas usia kendaraan itu 10 tahun. Faktanya bajaj merah ini sudah lebih dari 15-20 tahun. Pada saat melakukan peremajaan, mending langsung ganti bajaj biru," tegasnya.
Selain untuk peremajaan, pengalihan bajaj merah ke bajaj biru ini pun merupakan upaya mewujudkan kota ramah lingkungan. Pasalnya, bajaj biru ini menggunakan mesin empat tak dengan bahan bakar gas (BBG) sehingga tingkat polutannya lebih sedikit dibanding bajaj merah.
Kualitas Udara
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa Adji mengatakan, kualitas udara Jakarta tidak memenuhi standar World Health Organization (WHO). Standar kualitas udara WHO mencapai 25 mikron/mm, sedangkan Jakarta jauh di atasnya. Salah satu faktor yang memperburuk udara Jakarta adalah emisi karbon dari kendaraan bermotor.
"Saat ini, kita baru melakukan uji emisi baru 50-100 ribu kendaraan. Padahal jumlah kendaraan di Jakarta bisa mencapai 4,5 juta. Kalau semua perusahaan, semua kantor, kementerian bisa mandiri melakukan uji emisi, kualitas udara di Jakarta bisa terjaga," katanya.
Selin uji emisi, pihaknya pun menginginkan agar angkutan umum beralih menggunakan BBG untuk armadanya. Dia berencana akan merubah kendaraan operasional Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta seperti truk sampah dan lainnya ke BBG. Hal ini turut menjaga kualitas udara ibukota lebih baik lagi.
"Kita menyayangkan ada armada Transjakarta yang kembali ke solar. Padahal, sudah dari dulu mereka menggunakan BBG. Tapi, ada kendaraan baru malah kembali ke solar. Ini kan menyumbang angka polutan udara di Jakarta," tegasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat menyambut baik penghapusan bajaj merah di ibukota. Terlebih, kebijakan ini sudah lama direncanakan untuk mencegah polusi udara di Jakarta.
"Kan sudah lama, bajaj merah untuk ganti. Kan bahan bakar bensin kembali bahan bakar gas, katanya untuk mencegah polusi," ucapnya singkat.pin/P-5