Djokovic memenangkan gelar dalam empat partisipasi terakhirnya di Wimbledon dan belum pernah kalah di Centre Court sejak final 2013

LONDON - Novak Djokovic mengincar untuk menyamai delapan gelar milik Roger Federer serta mahkota Grand Slam ke-24 di Wimbledon 2023. Dia juga berada di jalur menuju sapu bersih gelar Grand dalam satu tahun kalender, rekor yang belum terpecahkan selama 54 tahun.

Djokovic baru saja memecahkan rekor bersama Rafael Nadal saat merebut gelar Grand Slam ke-23 di Prancis Open. Petenis Djokovic berusia 36 tahun difavoritkan mengulangi hasil serupa di All England Club ketika memulai mempertahankan gelarnya, Senin (3/7).

Dengan merebut mahkota Australia Open ke-10 dan Roland Garros ketiga telah dituntaskan musim ini, kemenangan Wimbledon kedelapan akan membuat Djokovic hanya membutuhkan AS Open September mendatang untuk menjejaki Rod Laver, menyapu bersih empat Grand Slam dalam satu tahun kalender. Laver mencatatkan prestasi tersebut tahun 1969.

Djokovic memenangkan gelar dalam empat partisipasi terakhirnya di Wimbledon dan belum pernah kalah di Centre Court sejak final 2013. "Ketika saya memasuki Center Court, itu membangkitkan sesuatu dalam diri dan mampu tampil di level yang sangat tinggi," ujar Djokovic yang mengawali langkah di Wimbledon , Senin, melawan petenis peringkat 67 dunia, Pedro Cachin.

"Lapangan rumput adalah permukaan paling langka yang kami miliki dalam olahraga ini. Memang butuh waktu lebih banyak dari permukaan lainnya untuk benar-benar terbiasa dengannya. Tapi, saya pikir dalam 10 tahun terakhir telah beradaptasi dengan sangat cepat. Saya pikir hasil di sini buktinya," sambungnya.

Djokovic mencatatkan 86 kemenangan pertandingan di Wimbledon hanya dikalahkan oleh Federer yang sekarang sudah pensiun. Catatan kemenangan Djokovic itu juga lebih banyak dari torehan petenis 20 besar dunia lainnya jika digabungkan. Dari para pemain itu, hanya dua, Cameron Norrie dan Hubert Hurkacz yang mencapai semifinal Wimbledon.

Di antara lima rival teratas Djokovic, tidak ada yang melampaui babak 16 besar. Juara dua kali Nadal absen di sisa tahun ini karena cedera. Gelar Grand Slam ke-24 bagi Djokovic akan membawanya sejajar dengan Margaret Court untuk gelar Grand Slam terbanyak yang dimenangkan oleh satu pemain.

Petenis nomor satu dunia Carlos Alcaraz akan menjadi ancaman terbesar Djokovic. Petenis muda Spanyol itu memiliki gelar lapangan rumput perdana dalam koleksinya setelah kemenangannya di Queen's akhir pekan lalu. Namun, Alcaraz mengakui bahwa tekanan dan ketegangan menghadapi Djokovic di semifinal Prancis Open menyebabkan kram yang memicu kekalahannya.

Ivanisevic menggambarkan Djokovic sebagai pemain yang luar biasa. Dia bergerak seperti kucing di lapangan. Dia ada di sana. Seperti seorang ninja, dia ada di mana-mana. Dia akan menemukan semacam motivasi untuk menang 24, mungkin 25, entah di mana akhirnya.

Karena itulah, Alcaraz berusaha mengalihkan fokusnya ke Djokovic. "Saya melihat Djokovic tidak pernah kalah dalam pertandingan di Centre Court sejak 2013 ketika kalah melawan Andy Murray. Jadi, ini sudah 10 tahun," ujar Alcaraz yang lolos ke 16 besar tahun 2022.

Gelar Pertama

Di bagian wanita, petenis kelahiran Moskwa, Elena Rybakina, membuat kejutan dengan merebut gelar tahun 2022. Keputusannya untuk beralih kewarganegaraan ke Kazakhstan tahun 2018 terbukti menjadi langkah bijak ketika semua petenis Russia dilarang tampi di Wimbledon tahun lalu. Peluangnya untuk berhasil mempertahankan gelar mengalami kemunduran dengan kegagalannya untuk sembuh yang memaksa pengunduran diri lebih awal dari Prancis Open.

Petenis nomor satu dunia dan pemegang Grand Slam empat kali Iga Swiatek, mengincar gelar Wimbledon perdananya untuk menambah mahkota AS dan Prancis Open. Dia belum pernah melaju melampaui babak 16 besar di Wimbledon. Petenis Polandia berusia 22 tahun itu mencapai semifinal turnamen lapangan rumput untuk pertama kalinya pekan lalu di Bad Homburg, Jerman. Tapi dugaan keracunan makanan memaksanya mundur.

"Saya harus merasakan bola memantul lebih rendah," ujar Swiatek saat diminta menjelaskan tantangan bermain di rumput. "Saya tidak bisa terus memikirkan hal-hal seperti itu selama pertandingan. Jadi saya pikir tahun ini, akan lebih mudah untuk lebih menggunakan intuisi," sambungnya. ben/AFP/G-1

Baca Juga: