Kemenangan atas petenis nomor satu ­dunia Iga Swiatek yang juga juara bertahan US Open di Cincinnati akan me­ningkatkan moral Gauff.

NEW YORK - Novak Djokovic dan Carlos Alcaraz berada di jalur untuk bentrok di US Open. Turnamen Grand Slam terakhir musim ini dimulai Senin (28/9) ini. Petenis remaja Amerika Serikat, Coco Gauff, akan mengejar gelar besar pertamanya. Kurang lebih enam pekan setelah petenis nomor satu dunia, Alcaraz, mengalahkan Djokovic di final Wimbledon, kedua petenis itu bisa bertemu lagi di Flushing Meadows jika melaju ke partai puncak.

Djokovic dan Alcaraz bertemu di laga final lainnya di Cincinnati Open pekan lalu. Pemenang gelar tunggal Grand Slam 23 kali Djokovic mengalahkan petenis Spanyol berusia 20 tahun itu dalam pertandingan klasik berdurasi empat jam. Djokovic, 36, kembali ke US Open. Dia ditolak masuk Amerika karena arogan tak mau divaksi Covid-19.

Dengan absennya Djokovic di turnamen tahun lalu, Alcaraz menangi mahkota US Open pertamanya. Djokovic, unggulan kedua, mengawali turnamen tahun ini di arena utama Arthur Ashe melawan petenis Prancis Alexandre Muller, Senin. Dia mengatakan gaya permainan Alcaraz yang tak kenal lelah mengingatkan pada Rafael Nadal, juara tunggal Grand Slam 22 kali. Nadal melewatkan US Open tahun ini karena cedera.

"Setiap poin adalah sebuah perjuangan. Setiap poin adalah pertarungan. Anda merasa seperti tidak akan mendapatkan total lima poin secara mudah di sepanjang pertandingan," ujar Djokovic tentang Alcaraz. Alcaraz, yang akan menghadapi petenis Jerman Dominik Koepfer di laga putaran pertama, Selasa, mengaku tersanjung untuk perbandingan dengan Nadal.

"Sangat menyenangkan dia mengetahui bahwa setiap kali akan bermain melawan saya. Itu mengingatkan dia bermain melawan Rafa atau yang terbaik karena berarti kami berada di jalur yang baik," ujarnya. Djokovic akan merebut kembali peringkat nomor satu dunia dengan kemenangan atas Muller, terlepas dari penampilan Alcaraz di US Open.

Alcaraz harus melewati rute sulit menuju final. Dia kemungkinan akan berhadapan dengan juara US Open 2021 Daniil Medvedev dan Jannik Sinner dari Italia.

Terobosan Gauff

Di bagian wanita, semua mata tertuju kepada Gauff yang berusia 19 tahun. Dia sedang mengejar gelar Grand Slam pertama yang akan menjadikannya wanita kulit hitam kelima di era terbuka yang memenangkan US Open. Setelah mengalami kesulitan di awal musim, Gauff merasa telah mencapai titik terendah saat tersingkir di putaran pertama Wimbledon.

Namun penambahan Brad Gilbert ke tim pelatihnya telah memicu transformasi dalam performa dan permainan Gauff. Dia memenangkan Washington Open di awal Agustus, mencapai perempat final Kanada Open di Montreal. Gauff kemudian mencetak kemenangan luar biasa di Cincinnati Open yang menjadi gelar WTA 1000 pertamanya.

Kemenangan atas petenis nomor satu dunia Iga Swiatek yang juga juara bertahan US Open di Cincinnati akan meningkatkan moral Gauff. Dia berpeluang kembali menghadapi Swiatek di perempat final AS Open. Gauff mengatakan kebangkitannya adalah hasil dari perubahan pola pikir.

"Saya sekarang akan menghadapinya dengan lebih percaya diri," ujar unggulan keenam itu. Gauff merasa tidak peduli skor pertandingannya. Dia bisa memecahkan masalah dan mencari jalan keluarnya. Dia tahu mampu memenangkan pertandingan tanpa memainkan permainan terbaik sekarang.

Gauff merasa jauh lebih percaya diri dengan permainan B atau C miliknya. Sementara itu, petenis Polandia Swiatek mengatakan perlahan-lahan belajar menerima kenyataan. Sebagai petenis nomor satu dunia dia pasti ingin dikalahkan semua orang.

"Jika ingin menjadi pemain terbaik dunia, saya harus siap untuk itu," ujar Swiatek. "Saya tidak boleh menganalisis atau memikirkannya secara berlebihan. Saya sebaiknya memainkan pertandingan dengan cara yang sama seperti yang saya lakukan jika berada di peringkat lebih rendah," sambungnya. ben/AFP/G-1

Baca Juga: