JAKARTA - Program diversifikasi pangan Universitas Negeri Manado (Unima) menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Diapresiasi peran Unima dalam pengembangan diversifikasi pangan, seperti jagung dan sorgum.

"Ini merupakan niat baik di sektor pertanian dan kampus bisa jadi center of excellence. Terlebih jika perannya terus dijalankan dengan baik," kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, melalui siaran pers usai menerima kunjungan kerja Wakil Rektor Unima, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (13/3).

Seperti dikutip dari Antara, Unima telah menyiapkan lahan seluas 300 hektare untuk pengembangan diversifikasi pangan di kawasan kampus yang berada di Kelurahan Tonsari, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut).

Moeldoko mendorong perguruan tinggi untuk terus melakukan riset dan pengembangan dalam mendukung ketahanan pangan dalam negeri guna mengatasi persoalan global di sektor pertanian, seperti regenerasi petani, penyusutan lahan, serta peningkatan populasi.

Moeldoko yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) mengatakan Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) untuk membangun program regenerasi petani serta pelatihan berjenjang, termasuk penggunaan teknologi smart farming dan cara berbisnis di sektor pertanian.

"Ada bantuan dari FAO untuk mengembangkan potensi anak muda. Saya turut sampaikan ke FAO pentingnya diversifikasi, Indonesia punya sagu, sorgum, dan umbi-umbian, maka diversifikasi adalah jalan yang bijaksana," katanya.

Dukungan Pemerintah

Sementara itu, Wakil Rektor bidang Akademik Unima, Norbanus Naharia, berharap terus mendapat dukungan pemerintah dalam pengembangan diversifikasi pangan berkelanjutan di lahan kampus.

Sebelumnya, Moeldoko mengampanyekan sagu sebagai pangan alternatif di Indonesia dalam rangka menghadapi krisis pangan global. "Kantor Staf Presiden (KSP) tentu akan ikut mendorongnya dengan berkoordinasi bersama kementerian terkait. Soal diversifikasi pangan ini menjadi perhatian serius Presiden dalam menghadapi isu pangan," kata Moeldoko.

Moeldoko meminta Masyarakat Sagu Indonesia (Massi) untuk menyusun strategi pengembangan sagu di Indonesia, termasuk memetakan wilayah-wilayah potensial sebagai penghasil sagu. Harapannya, pengembangan ekosistem sagu akan lebih fokus dan efektif untuk menjawab tantangan krisis pangan.

Ketua Massi, Mochammad Bintoro, menyatakan sagu semakin menarik untuk dikulik. Tak hanya diandalkan untuk menopang ketahanan pangan, tapi juga menumbuhkan ekonomi wilayah dan nasional.

"Pengembangan produk olahan sagu yang beragam dan inovatif akan menjadi sumber pendapatan dan lapangan kerja baru," katanya.

Untuk itu, Bintoro menyambangi KSP guna mendorong pemerintah lebih serius dalam mengembangkan ekosistem sagu dari hulu hingga hilir di Indonesia.

Baca Juga: