SEMARANG - PT Sido Muncul Tbk, bangga atas penetapan UNESCO jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda, yangpatut dilestarikan sebagai peran pentingnya dalam tradisi kesehatan masyarakat Indonesia.

Hal itu dikatakan Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat di Jakarta, Jumat (8/12).

Pihaknya, menyoroti pentingnya pengakuan UNESCO sebagai momen bersejarah bagi Indonesia dan perusahaan jamu terkemuka lainya, sebab jamu sebagai alternatif pengobatan tradisional dan kesehatan masyarakat di Indonesia.

"Saya bangga sekali UNESCO menetapkan jamu sebagai warisan budaya tak benda, dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan ini semua hasil kerja keras bersama teman-temen organisasi jamu (GP Jamu), pecinta jamu dan masih banyak lagi," ujar Irwan.

Diketahui, jamu resmi ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke-13 dari Indonesia oleh UNESCO. Penetapan itu diraih usai sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Kasane, Republik Botswana, Rabu (6/12) lalu.

Dengan pengakuan internasional UNESCO, Sido Muncul akan terus berinovasi dan ekspansi internasional untuk lebih memperkenalkan kekayaan jamu Indonesia ke dunia.

"Kami merasa memiliki tanggung jawab lebih besar untuk memperkenalkan jamu ke seluruh dunia," lanjut Irwan.

Sido Muncul juga akan membuka peluang bagi masyarakat internasional, untuk merasakan manfaat dari tradisi pengobatan alami Indonesia.

Pihaknya berharap dapat membuka peluang baru bagi industri jamu Indonesia dan mempromosikan citra positif tentang kekayaan alam dan budaya negara ini.

"Kami melihat potensi besar untuk mengenalkan jamu Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup sehat global. Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga internasional, untuk memastikan bahwa keberagaman dan manfaat jamu Indonesia dapat diakses oleh lebih banyak orang di seluruh dunia," ujarnya.

Sebelumnya, Indonesia juga telah berhasil mencatatkan 12 Warisan Budaya Takbenda Dunia UNESCO, yaitu Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021).

Baca Juga: