Rapper Tory Lanez menawari Megan Thee Stallion uang senilai 1 juta dollar AS (sekitar 15,5 miliar rupiah) agar tidak melaporkannya kepada polisi karena menembak kaki Megan, kata rapper perempuan itu dalam persidangan di pengadilan Los Angeles pada Selasa (13/12).

Lanez, yang memiliki nama asli Daystar Peterson, membantah serangkaian tuduhan terkait perselisihannya dengan ratu rap itu yang terjadi pada tahun 2020, termasuk penyerangan dengan senjata api semi otomatis dan penggunaan senjata api untuk menyebabkan cedera tubuh yang parah.

Pelantun tembang "WAP" itu mengatakan dirinya berada di dalam sebuah mobil bersama Lanez, pengawalnya dan temannya Kelsey Harris setelah berpesta di rumah Kylie Jenner di Hollywood pada Juli 2020 ketika pertengkaran tersebut terjadi.

Megan Thee Stallion - yang memiliki nama asli Megan Pete - mengatakan bahwa hubungan dirinya dan Lanez semakin dekat beberapa bulan sebelum kejadian, dan kadang-kadang berhubungan seks.

Harris, yang baru mengetahui hubungan seksual tersebut malam itu, "menaksir" Lanez, kata seorang saksi. Pertengkaran pun pecah di dalam mobil tersebut, di mana Megan meminta keluar dari mobil.

Penyanyi Savage itu mengatakan, ia melihat Lanez menodongkan senjata ke arahnya dan melepaskan tembakan "setelah ia bilang, 'menarilah, jalang.'"

"Saya terkejut. Saya takut. Saya mendengar tembakan dilepaskan dan saya tidak percaya ia menembak saya," kata dia di pengadilan.

"Saya tidak tahu dia membawa senjata api malam itu."

Kesakitan dan berdarah dari kedua kaki, Megan - yang hanya memakai bikini thong - pada akhirnya setuju untuk kembali ke dalam mobil.

"Ia mulai meminta maaf," katanya. Lanez lantas mengatakan kepada Megan, "Jangan bilang apa-apa dan saya akan memberimu satu juta dollar."

Polisi menghentikan mobil tersebut tak lama kemudian, dan Megan yang langsung dibawa ke rumah sakit untuk diobati mengaku kepada polisi bahwa kakinya tersayat gelas pecah.

Rapper perempuan itu mengatakan, di pertengahan tahun 2020 - setelah pembunuhan George Floyd dan Breonna Taylor oleh polisi - ia tidak ingin berbicara kepada polisi.

"Pada saat itu, kita ada di tengah-tengah puncak kebrutalan polisi… Saya merasa kalau saya bilang pria ini barusan menembak saya, mereka mungkin akan menembaknya terlebih dahulu dan menginterogasi kemudian," ungkap dia.

"Saya tidak merasa aman berada di dalam mobil itu. Tapi saya juga tidak merasa aman berada bersama petugas kepolisian."

Dan, ia menambahkan, dalam komunitas kulit hitam, bekerja sama dengan polisi itu tidak dapat diterima.

Persidangan di pusat kota Los Angeles sebelumnya mengungkap bahwa sebuah pistol yang masih terasa hangat untuk disentuh ditemukan di lantai mobil di dekat posisi Lanez duduk.

Lanez dan Harris sama-sama dites positif residu tembakan, kata jaksa.

Pengacara George Mgdesyan, yang mewakili Lanez, mengatakan pada Senin (12/12) bahwa dewan juri harus tetap berpikiran terbuka.

Ia bersikeras bahwa ini adalah "kasus tentang kecemburuan," dan bahwa ia bisa membuktikan bahwa tuduhan terhadap kliennya itu hanyalah kebohongan. AFP/VoA/I-1

Baca Juga: