PENAJAM PASER UTARA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono berdiskusi dengan empat tokoh adat Balik dan Paser di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK), Sabtu (2/9). Diskusi tersebut untuk memberikan pemahaman pentingnya mempertahankan kearifan lokal adat istiadat masyarakat di kawasan IKN.

Keempat tokoh adat tersebut yakni Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Hasanudin, tokoh adat suku Balik Kelurahan Sepaku, Sibukdin, tokoh adat Paser Kelurahan Pemaluan, Jumbaen, dan ketua Adat Paser Kelurahan Maridan, H Sopian Noor. Hadir pula Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) Otorita IKN Alimuddin dan jajarannya.

"Pada prinsipnya warga adat Balik dan Paser di Sepaku adalah warga saya dan kepentingannya juga kepentingan saya. Jika warga tidak mau banjir maka saya pun tidak ingin itu terjadi. Yang terpenting bisa tidak, kita tetap mempertahankan kearifan lokal, adat istiadat. Itu sekarang coba kita lakukan tentu butuh bantuan dari seluruh masyarakat adat," ujar Bambang kepada peserta diskusi.

Karena, lanjut Bambang, Otorita IKN ingin memperkenalkan bahwa di wilayah IKN memang punya kekayaan adat istiadat dan tetap lestari. Untuk itu, pihaknya ingin memulai satu skema-skema pariwisata yang dilengkapi sejumlah fasilitas. Seperti homestay, rumah makan khas makanan tradisional local, serta kehidupan tradisi adat istiadat.

"Selain itu, ada kampung yang bagus memiliki sejumlah ada objek wisatanya. Tetapi untuk mewujudkannya, harus dilakukan secara bersama-sama tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah sendiri," kata Bambang.

Bahkan, para tokoh adat juga harus mulai bisa melayani dengan baik jika ada tamu yang berkunjung dan itu harus dilakukan dalam satu program di Kedeputian Sosbudpemas OIKN.

Sementara itu, terkait penangan banjir yang selama ini dikeluhkan warga khususnya di RT 01, 02 dan RT 03 Kelurahan Sepaku atau kerap disebut Logdam, juga menjadi perhatian OIKN, namun akan dilakukan secara bertahap.

Bambang mengaku sudah melihat perencanaan yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). PUPR akan menyiapkan pompanisasi untuk mempercepat air banjir turun, membuat tanggul di sungai, dan meninggikan badan jalan. Ini semua untuk mengantisipasi banjir.

"Saya tidak mau warga di situ merasa terjebak dengan pikiran dipindahkan atau direlokasi. Jadi bukan itu keinginan kita," tegasnya.

Ia ingin, bersama tokoh adat dan masyarakat membangun tempat itu. Jika ada solusi-solusi terbaik, ada satu tempat yang jauh lebih bagus dari tempat warga sekarang dan ada adat istiadatnya bisa saja ditawarkan kepada mereka.

"Namun sekali lagi, warga jangan terjebak dalam persoalan-persoalan relokasi. Bahkan saya juga telah menyampaikan kepada Deputi Sosbudpemas agar pemukiman warga dipertahankan dan budaya lokal lebih ditonjolkan semaksimal mungkin, supaya budaya bapak juga muncul di publik tidak hanya menjadi obyek saja," katanya.

Terkait pembebasan lahan milik warga, Bambang mengatakan akan mencoba berkomunikasi dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), agar cepat diselesaikan.

Ketua Adat Balik Kelurahan Sepaku, Sibukdin mengungkapkan pertemuan semacam ini menjadi harapannya. Karena ia bisa berdialog secara langsung dengan kepala Otorita IKN.

"Kami merasa senang dengan penyampaian bapak kepala Otorita. Kita tentu memberikan dukungan penuh kepada pemerintah dalam hal ini Otorita IKN untuk membangun ibu kota di tempat kami," katanya.

Deputi Sosbudpemas Otorita IKN Alimuddin menyatakan ada keluhan sejumlah masyarakat adat dan LSM karena ada anggapan masyarakat adat Paser dan Balik akan diusir. Tetapi pada kenyataan tidak ada.

"Namunkami mengucapkan terima kasih sudah memberikan perhatian kepada masyarakat adat, tetapi apa yang disampaikan itu tidak benar. Kami berupaya dengan porsi yang ada tetapi tetap berpikir bahwa keselamatan rakyat itu lebih utama. Bahkan kita telah mendesainkan guna memastikan keselamatan rakyat," tegasnya.

"Ke depan pemukiman di Logdam Sepaku itu menjadi kampung adat atau budaya. Namun harus ada komunitas yang memelihara kearifan lokalnya. Agar ada keunikan tersendiri di IKN," pinta Alimuddin

Baca Juga: