Untuk menekan jumlah korban jika terjadi letusan Gunung Merapi, semua pihak terkait sudah mengantisipasinya dan sebagian warga sudah diungsikan.

JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) menyiapkan tenda-tenda khusus yang diberi sekat untuk mengantisipasi dan menampung pengungsi apabila terjadi letusan Gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah.

"Kami menempatkan beberapa tenda. Tenda ini jenis baru, ada sekat-sekatnya, jadi tidak bercampur apabila diisi para pengungsi," kata Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara di Jakarta, Rabu (18/11).

Ia mengatakan Kemensos sengaja menyiapkan tenda-tenda khusus tersebut agar saat pengungsi berada di dalam tidak bercampur baur yang berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19.

"Ini karena terkait situasi pandemi sehingga harus ada sekat dan tidak berkumpul satu titik sekaligus," kata Ari, sapaan akrab Mensos.

Siapkan Gudang

Selain itu, tambah dia, Kemensos sudah menyiapkan gudang-gudang di lokasi pengungsian untuk kebutuhan logistik masyarakat yang terdampak. Sehingga bila terjadi letusan Gunung Merapi, tenda penampungan maupun logistik sudah tersedia.

Meskipun demikian, ia berharap dan mengajak semua masyarakat di Tanah Air agar berdoa supaya Gunung Merapi tidak erupsi yang dapat membahayakan keselamatan warga sekitar.

Selain itu, relawan tagana dari daerah sekitar, yakni Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, sudah siap dikirim ke lokasi apabila terjadi bencana letusan gunung tersebut.

Secara umum, saat ini Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menetapkan status tanggap darurat. Dengan demikian semua kementerian dan lembaga diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam mengantisipasi apabila terjadi erupsi.

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan suara guguran terdengar sebanyak tiga kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan Rabu (18/11) pukul 00:00 sampai 06:00 WIB.

Pemerintah Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten(Jawa Tengah) juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Secara terpisah, Tumar, Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali mengatakan puluhan warga Dukuh Sepi yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III erupsi Merapi mau dievakuasi mengungsi ke tempat yang lebih aman, di Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Balai Desa Jrakah, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

"Warga Dukuh Sepi dan Kajor di Desa Jrakah awalnya belum mau dievakuasi sejak Merapi dinaikkan statusnya dari waspada ke siaga, tetapi setelah ada sosialisasi, kemudian mau diungsikan di TPPS, desa setempat, pada Selasa (17/11) malam," kata Tumar.

Jumlah warga yang mengungsi asal Dukuh Sepi sebanyak 83 orang yang terdiri dari lansia 22 orang, balita 16 anak, disabilitas empat orang, anak-anak 11 anak, dan dewasa 30 orang. Mereka di tempat pengungsian tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Warga Dukuh Sepi dievakuasi oleh sukarelawan dan anggota Brimob dari kampung ke TPPS Balai Desa Jrakah yang lebih aman dari bencana erupsi. Sebelumnya, warga tersebut tidak mau dievakuasi ke TPPS," kata Tumar.

Namun, kata Tumar, setelah mendapat pengarahan sosialisasi dari petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Yogyakarta, terkait bahaya erupsi Merapi, warga akhirnya mau diungsikan ke TPPS. ν ruf/Ant/N-3

Baca Juga: