JAKARTA - Pemerintah menyiapkan prasarana distribusi vaksin Pfizer yang memiliki derajad hingga minus 80. Rencananya aka nada pembelian 55 unit tempat penyimpanan khusus tersebut.

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Rabu (25/8).

Sebab, menurutnya, kedatangan vaksin Pfizer mendorong penyediaan infrastruktur logistik nasional. "Sebab, vaksin berplatform mRNA tersebut membutuhkan rantai dingin sampai suhu minus 80 derajat celcius," tandas Menkes.

Dia menerangkan, Indonesia saat ini sudah menerima sebanyak 1,5 juta vaksin Pfizer. Budi menerangkan, untuk membeli 55 unit tempat penyimpanan tersebut, pemeritah dibantu Unicef. Unicef sudah teruji dalam distribusi vaksin. Harganya pun lebih murah.

Nantinya, alat-alat tersebut akan dikirim ke 34 ibu kota provinsi yang bakal menjadi hub penyimpanan vaksin. "Dari Covax dan Gavi, kami juga mendapat hibah 17 unit. Itu akan tiba pekan depan," jelasnya.

Masih Mampu

Lebih jauh Budi mengatakan, distribusi rantai dingin vaksin yang ada saat ini masih mampu untuk menyimpan vaksin pfizer atau vaksin yang butuh suhu minus 80 derajat. Adapun kondisinya saat ini penyimpanan vaksin hingga tingkat kabupaten dan kota baru sanggup sampai minus 25 derajat.

Dia menuturkan, vaksin Pfizer masih bisa disimpan saat ini untuk waktu 2 pekan saja. Sedangkan jika dipindahkan ke boks khusus untuk vaksinasi bersuhu 2 hingga 8 derajat celcius, bisa bertahan selama 4 pekan. "Kami menyimpulkan bahwa sebenarnya vaksin Pfizer selama bisa disuntikkan dalam 6 pekan, kita bisa menggunakan jalur logistik rantai dingin yang ada sekarang," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Widyawati, mengtatakan vaksin Pfizer baru bisa didistribusikan ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi (Jabodetabek). Hal ini karena sistem logistik yang kompleks dibanding jenis vaksin lainnya.

Selain perlu penyimpanan khusus dan segera digunakan, penanganannya juga harus melibatkan petugas kesehatan terlatih. "Perlu petugas kesehatan dengan menggunakan teknik tertentu dalam menangani rantai dingin, termasuk cara mencairkan dan mengencerkan vaksin sebelum disuntikkan," katanya.

Baca Juga: