Penerbangan dengan balon udara menjadi usaha yang dilakukan manusia selama abad ke-19. Metodenya dengan memanaskan udara dalam balon agar berkembang dan lebih ringan dari udara di luar balon, atau mengisi balon dengan gas kepadatan rendah seperti helium atau hidrogen.

Penerbangan dengan balon udara menjadi usaha yang dilakukan manusia selama abad ke-19. Metodenya dengan memanaskan udara dalam balon agar berkembang dan lebih ringan dari udara di luar balon, atau mengisi balon dengan gas kepadatan rendah seperti helium atau hidrogen.

Penemu bernama Ferdinand von Zeppelin menyempurnakan desain yang dinamai sesuai namanya, yang menampilkan rangka logam berlapis kain yang membungkus banyak kantong gas. "Pada tahun 1913, tepat sebelum Perang Dunia I dimulai, Zeppelin benar-benar menjalankan tur wisata keliling kota-kota Jerman," kata Tom Crouch, seorang kurator emeritus di Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian.

"Zeppelin pada saat itu dapat mengangkut penumpang dengan aman dan lepas landas serta mendarat dari titik yang sama," imbuh dia.

Untuk waktu yang singkat, pesawat udaranya berhasil menguasai langit. Menara Empire State Building di New York City, yang dibangun pada 1930-an dan amat terkenal tadinya dimaksudkan sebagai stasiun berlabuh untuk pesawat udara penumpangnya.

Namun, kendaraan, yang menggunakan gas untuk menciptakan daya apung, dengan cepat dikalahkan oleh pesawat terbang, yang mencapai penerbangan melalui propulsi yang menghasilkan aliran udara di atas sayap pesawat. Meskipun bencana terbakarnya pesawat Hindenburg pada 1937 di Naval Air Station Lakehurst yang menewaskan 35 orang sering dianggap sebagai akhir dari era kapal udara, namun menurut Dan Grossman, seorang sejarawan penerbangan di Universitas Washington, hal itu merupakan kesalahpahaman.

Lonceng kematian yang sesungguhnya bagi pesawat udara penumpang tiba ketika China Clipper milik Pan American Airways, jenis baru pesawat amfibi, terbang dari San Francisco ke Manila pada November 1935.

"Sebagian karena mereka terbang lebih cepat, mereka dapat mengangkut lebih banyak beban, baik itu orang atau kargo, surat, apa pun, dalam jumlah waktu yang sama," jelas Grossman. "Mereka lebih murah untuk dioperasikan, mereka membutuhkan lebih sedikit awak, dan lebih murah untuk dibangun," imbuh dia.

Pesawat terbang juga lebih aman. "Zeppelin harus terbang rendah dan lambat," kata Crouch. "Mereka beroperasi tergantung cuaca; pesawat terbang tidak. Sebuah pesawat terbang pada ketinggian 30.000 kaki terbang di atas cuaca. Cuaca, dari waktu ke waktu, adalah yang menjatuhkan pesawat udara," ucap dia.

Saat ini, aplikasi khusus untuk pesawat udara penumpang masih ada, termasuk tur Eropa milik perusahaan Zeppelin, serta kapal pesiar udara dan kapal pesiar udara yang sangat mewah. "Namun semua itu akan selalu menjadi bagian yang sangat kecil dari potongan 'kue' transportasi," kata Grossman.

Dalam beberapa hal, mesin terbang Ritchel merupakan gambaran kecil dari sejarah pesawat udara yang lebih besar: menarik, menyenangkan, dan bahan yang sempurna untuk fiksi, tetapi akhirnya dikalahkan oleh teknologi yang lebih efisien. Adapun Ritchel, ia meninggal tanpa uang sepeser pun karena pneumonia pada tahun 1911 di usia 66 tahun.

"Meskipun selama hidupnya ia telah menyempurnakan penemuan yang, di tangan orang lain, telah mendatangkan kekayaan besar, ia meninggal sebagai orang miskin, karena ia tidak memiliki kemampuan bisnis untuk mengubah otaknya menjadi keuntungan terbaik bagi dirinya sendiri dan anak-anaknya," tulis Bridgeport Post dalam obituarinya. hay/I-1

Baca Juga: