Tiga belas sumber anonim berbicara kepada The Rolling Stone bahwa serial "The Idol" yang dibintangi The Weeknd, Lily-Rose Depp hingga Jennie Blackpink itu liar dan menjijikan karena akan banyak menampilkan kekerasan seksual.

Melansir The Rolling Stone, dalam salah satu adegan yang "mengganggu", The Weeknd digambarkan menampar wajah Depp yang berperan sebagai bintang pop yang glamor dan bermasalah. Mengejutkan, karakter Depp justru bereaksi dengan tersenyum dan meminta The Weeknd untuk menamparnya lagi, yang membuat mantan Bella Hadid itu ereksi.

Serial HBO "The Idol" sendiri menceritakan kisah seorang superstar pop Jocelyn yang diperankan oleh Lily-Rose Depp, yang menjalin asmara dengan The Weeknd, pemilik misterius klub malam LA populer yang diam-diam memimpin sebuah sekte. Plot cerita "The Idol" mengikuti guru dan pemimpin sekte yang mengembangkan hubungan yang rumit dengan idola pop yang sedang naik daun di industri hiburan.

Sebagai informasi, "The Idol" pertama kali menunjukkan tanda-tanda masalah ketika sutradara Amy Seimetz tiba-tiba memutuskan keluar dari projek itu pada April 2022, ketika produksi serial itu telah rampung 80 persen.

Menurut Variety, HBO menyampaikan berita tersebut dengan mengonfirmasi The Idol akan melakukan perombakan kreatif besar-besaran dan akan menyesuaikan pemain dan kru.

"Sayangnya, pendekatan awal pada acara dan produksi episode awal tidak memenuhi standar HBO, jadi kami memilih untuk melakukan perubahan. Sepanjang proses, tim kreatif telah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, kolaboratif, dan saling menghormati, dan tahun lalu, tim membuat perubahan kreatif yang mereka rasa demi kepentingan terbaik produksi dan pemain serta kru," ujar HBO kepada Variety.

Dalam wawancara dengan 13 anggota pemeran dan kru "The Idol", The Rolling Stone melaporkan bahwa penundaan penayangan serial itu disebabkan oleh Sam Levinson yang mengambil alih peran Seimetz sebagai sutradara, memilih untuk menulis dan syuting ulang semuanya.

Empat sumber mengatakan bahwa Levinson akhirnya membatalkan pendekatan Seimetz terhadap cerita tersebut, menjadikannya bukan tentang bintang muda bermasalah yang menjadi korban tokoh industri predator dan berjuang untuk merebut kembali agensinya sendiri, dan lebih merupakan kisah cinta yang merendahkan dan tanpa pesan moral.

"Dengan tidak adanya Seimetz, HBO menyerahkan kendali kepada Levinson, hanya untuk membuatnya melemahkan pesan menyeluruh acara tersebut, kata banyak sumber, dengan memutar konten seksual yang mengganggu dan ketelanjangan untuk mencocokkan dan bahkan melampaui acaranya yang paling sukses, Euphoria," tulis The Rolling Stone.

Baca Juga: