JAKARTA - Stok beras di gudang Bulog mencapai 1,457 juta ton. Stok beras untuk bantuan pangan disiapkan hingga Juni 2024.

"Posisi stok Bulog untuk beras hari ini agak banyak yaitu 1,457 juta ton," kataDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam acara Halalbihalal di Jakarta, Kamis (25/4).

Jumlah yang agak banyak tersebut, terang Bayu, dikarenakan penyaluran program bantuan pangan belum berjalan.

Dalam minggu ini, Bayu memastikan penyaluran bantuan pangan akan dilakukan sehingga bisa terserap ke masyarakat. Stok beras untuk bantuan pangan disiapkan hingga Juni 2024.

"Karena masih menunggu update data. Mudah-mudahan dalam minggu ini segera selesai, dan nanti kita segera salurkan bantuan pangan itu dalam sisa bulan Mei-Juni, untuk tiga bulan jumlahnya," kata Bayu.

Bayu memaparkan, Perum Bulog juga sudah melakukan pengadaan dalam negeri sekitar 633 ribu ton setara gabah atau setara berasnya 329 ribu ton. Sedangkan untuk jagung sampai saat ini Bulog sudah bisa menyerap 5.914 ton.

"Untuk jagung sampai dengan saat ini Bulog sudah bisa menyerap 5.914 ton, dan ini utamanya ada di Gorontalo. Panen di Gorontalo sudah melewati puncaknya, sekarang kita sedang melihat panen yang besar di Nusa Tenggara Barat (NTB)," kata Bayu.

Namun diakui Bayu bahwa jumlah tersebut masih sedikit. Ia menilai itu terjadi karena dua alasan. Pertama, periode panen yang pendek. Bayu menjelaskan dengan periode yang pendek itu membuat beras yang masuk ke penggilingan berebut.

"Waktu pendek menimbulkan kendala di mesin pengering karena mataharinya ada dan tiada (redup)," ujar Bayu.

"Jadi semua berusaha masuk ke pengering yang dimiliki Bulog maupun mitra Bulog, antreannya jadi panjang," imbuhnya.

Alasan kedua, papar dia, karena dampak masalah pupuk tahun lalu. Bayu mengatakan pada 2023 dan awal 2024 komposisi pupuk bermasalah, sehingga membuat kualitas beras terganggu.

"Ini membuat kualitas gabah tidak optimal sehingga pecahnya banyak dan kuningnya banyak," ucapnya.

Baca Juga: