JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melemah, hari ini (9/3). Pergerakan rupiah dipengaruhi menguatnya spekulasi pasar terkait sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

Mayoritas pelaku pasar kini memprediksi kenaikan bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) dalam pertemuan dewan kebijakan bank sentral atau Federal Open Market Committee (FOMC) pada Maret ini. Spekulasi tersebut meningkat dibandingkan perkiraan sebelumnya yang memproyeksikan kenaikan FFR sebesar 25 bps.

Spekulasi tersebut memicu aksi risk-off karena investor berburu aset safe haven. Kondisi tersebut dapat kembali menekan pergerakan aset berisiko, termasuk rupiah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (9/3), bergerak di kisaran 15.420-15.500rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Rabu (8/3), tergelincir di tengah pasar yang khawatir akan kenaikan FFR yang lebih agresif. Rupiah ditutup turun 71 poin atau 0,46 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.438 rupiah per dollar AS.

"Tekanan rupiah mungkin masih akan besar, dengan kecenderungan dollar AS yang masih dalam tren penguatan karena spekulasi akan kenaikan Fed Funds Rate (FFR) lebih tinggi dari yang diprediksi sebelumnya," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto di Jakarta.

Baca Juga: