JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah, hari ini (25/10), setelah sempat menguat pada awal pekan ini. Sentimen peguatan dollar AS diperkirakan masih menjadi tekanan bagi rupiah.

Analis DC Futures Lukman Leong menilai pelaku pasar akan meninggalkan aset berisiko, termasuk rupiah dikarenakan menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menjelang rilis data ekonomi negara adidaya. Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (25/10), bergerak di kisaran 15.550-15.700 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, menguat dibayangi kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve yang diperkirakan masih akan tetap agresif. Rupiah ditutup menguat 46 poin atau 0,29 persen dari akhir pekan lalu menjadi 15.586 rupiah per dollar AS.

"Rupiah terlihat rebound dari level terendah dalam 30 bulan di tengah sentimen risk on di bursa dengan menurunnya imbal hasil obligasi AS," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/10).

Namun, lanjut Lukman, penguatan rupiah terlihat tidak akan bertahan dengan dollar AS berbalik menguat di sesi siang. "Pasar diperkirakan akan berbalik risk off oleh kembalinya kekhawatiran prospek kenaikan suku bunga The Fed menjelang rilis data PDB AS kuartal tiga dan data personal consumption expenditures AS, dan FOMC minggu depan," ujar Lukman.

Baca Juga: