JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya, hari ini (10/10). Sentimen penyesuaian kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) bakal mempengaruhi pergerakan IHSG.

Head of Customer Literacy and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat pasar cenderung mengantisipasi terkait rilis data inflasi AS. Jika inflasi AS kembali melambat, maka hal itu akan mendorong bank sentral setempat (The Fed) lebih konservatif dalam pemangkasan suku bunga. Karenanya, Oktavianus memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (10/10), bergerak mixed cenderung melemah di kisaran level support 7.450 dan resistance 7.590.

Sebelumnua, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/10) sore, ditutup melemah di tengah pelaku pasar bersikap 'wait and see' terhadap rilis data- data perekonomian AS. IHSG ditutup melemah 55,85 poin atau 0,74 persen ke posisi 7.501,29, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,14 poin atau 0,87 persen ke posisi 931,12.

"Para pelaku pasar mengantisipasi rilis data Inflasi AS, yaitu Consumer Price Index (CPI) pada Kamis (10/10) dan Producer Price Index (PPI) pada hari Jumat (11/10)," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.

Dari mancanegara, pelaku pasar meninggalkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan depan.

Saat ini peluang ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 bps mencapai 87,3 persen, dengan peluang The Fed tidak merubah suku bunga mencapai 12,7 persen, dibandingkan pekan lalu yang mana peluang penurunan suku bunga sebesar 50 bps mencapai 36,8 persen.

Dari pasar komoditas, harga kontrak berjangka (Futures) emas turun merosot 1,15 persen, seiring dengan pudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps.

Selain itu, harga kontrak minyak mentah anjlok lebih dari 4 persen, tertekan oleh berita kemungkinan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 0,17 persen, diikuti oleh sektor kesehatan yang naik sebesar 0,13 persen.

Sedangkan, sembilan sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus 0,72 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor barang baku yang masing- masing turun sebesar 0,70 persen dan 0,66 persen.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.212.197 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 34,47 miliar lembar saham senilai 12,76 triliun rupiah. Sebanyak 237 saham naik 334 saham menurun, dan 228 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 340,50 poin atau 0,87 persen ke 39.278,00, indeks Hang Seng melemah 289,54 poin atau 1,38 persen ke 20.637,24, indeks Shanghai melemah 230,91 poin atau 6,62 persen ke 3.258,86, dan indeks Strait Times menguat 18,30 poin atau 0,51 persen ke 3.593,98.

Baca Juga: