JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menurunkan proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 dari sebelumnya sebesar 5,2 persen menjadi 5 persen.

"Kami menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun depan, bukan 5,2 persen. Kami sekarang memproyeksikan 5 persen untuk tahun depan," kata Ekonom Senior ADB Henry Ma dalam acara Asian Development Outlook 2022 Update on Indonesia di Jakarta, Rabu (21/9).

Henry menjelaskan penurunan proyeksi tersebut akibat ada normalisasi baik dari sisi konsumsi dan ekspor sehingga pertumbuhannya tidak akan setinggi pada 2022.

Ekspor Indonesia pada 2022 mengalami keuntungan dari peningkatan harga komoditas sehingga pertumbuhannya tinggi dan kontribusinya terhadap pertumbuhan maupun penerimaan negara juga besar.

"Konsolidasi fiskal berlanjut dan ekspor melambat dari rekor ekspansi mereka tahun ini," ujarnya.

Selain itu, dia menuturkan kondisi ekonomi global tahun depan akan diwarnai ketidakpastian sehingga Indonesia harus mewaspadai lingkungan makroekonomi global yang menjadi kurang ramah.

Kondisi itu akan berdampak pada investasi yang tidak terlalu kuat mengingat ketidakpastian global mendorong para investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya.

Sementara itu langkah konsolidasi fiskal turut menahan pertumbuhan mengingat akan berdampak pada belanja pemerintah yang tidak berkontribusi positif mulai 2022 dan berlanjut sampai tahun depan.

Baca Juga: