JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melemah tengah pekan ini setelah sempat menguat pada hari kedua. Rupiah bakal tertekan oleh penguatan ekspektasi suku bunga acuan di level tinggi dalam janga waku lama di Amerika Serikat (AS) serta peningkatan tensi geopolitik.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra melihat sentimen suku bunga acuan di AS dan tensi antara Palestina dan Israel mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah. Bahkan, Ariston memperingatkan rupiah berpotensi melemah hingga menyentuh level 16.000 rupiah per dollar AS.

Ariston memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (25/20), bergerak di kisaran 15.880-16.000 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Selasa (24/10), ditutup menguat sebesar 85 poin atau 0,53 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.848 rupiah per dollar AS.

Menurut Ariston, serangan darat Israel yang ditunda ke Gaza, Palestina, menurunkan kekhawatiran pasar, sehingga rupiah mengalami penguatan.

"Namun demikian, sentimen kelihatan masih negatif untuk aset berisiko pagi ini. Pasar masih memperhatikan perkembangan di Timur Tengah. Sebagian indeks saham Asia masih bergerak negatif seperti Nikkei, Hangseng, Kospi," ungkap Ariston.

Baca Juga: