Nama setiap bulan dapat ditelusuri kembali ke dewa-dewi dalam mitologi atau fenomena alam seperti musim yang menyiratkan hubungan budaya terhadap waktu, dan juga nama penguasa yang pernah bertakhta di Roma.

Nama-nama bulan memiliki latar belakang sejarah mendalam yang menyangkut praktik-praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Nama setiap bulan dapat ditelusuri kembali ke dewa-dewi dalam mitologi atau fenomena alam seperti musim yang menyiratkan hubungan budaya terhadap waktu, dan juga nama penguasa yang pernah bertakhta di Roma.

Nama bulan Januari mengawali setiap siklus baru, membuka pintu untuk awal yang baru seperti yang tidak dilakukan bulan lain dalam kalender Gregorian. Namanya berasal dari Janus, dewa Romawi yang bertanggung jawab atas transisi dengan inisiasi lain yang gambarnya selalu memiliki dua wajah, satu menatap ke waktu kemarin sementara yang lain mengintip ke arah besok.

Januari melambangkan pemikiran tentang masa lalu dan masa depan, waktu bagi orang Romawi kuno melakukan refleksi, sumpah, dan awal yang baru.

Februari yang merupakan sebuah bulan yang paling singkat mewarisi ritual pemurnian kuno. Kata ini berasal dari kata Latin februa yang berarti pemurnian. Selama periode ini di Roma kuno, Februari menjadi bulan ritual pemurnian yang dimaksudkan untuk membersihkan kota atau penduduknya.

Februari juga menandai berakhirnya musim dingin dan akibatnya menandai musim semi sebagai musim pembersihan dan pembaruan. Meskipun hanya memiliki sedikit hari, Februari berupaya mencapai kemurnian yang akan mempersiapkan alam untuk kehidupan lagi.

Sedangkan Maret menjadi penanda awal musim semi tiba di belahan Bumi utara yang menandakan berakhirnya stagnasi musim dingin dan kebangkitan kembali alam. Namanya berasal dari Mars, yang merupakan dewa perang dan pertanian Roma.

Dalam mitologi Romawi kuno, Maret adalah bulan yang didedikasikan untuk dewa perang Mars, yang ditandai dengan festival yang merayakan pembaruan kehidupan dan kesuburan Bumi. Dengan hari-hari yang semakin panjang dan suhu yang meningkat, bulan ini juga melambangkan pertumbuhan, peremajaan, dan potensi yang menyertai awal yang baru.

Sementara bulan April sering dikaitkan dengan bunga-bunga yang mekar dan pohon-pohon yang bersemi. April melambangkan terbukanya kemungkinan dan kesempatan. Namanya diperkirakan berasal dari kata Latin aperio yang berarti membuka, mencerminkan mekarnya alam selama musim ini.

Dalam banyak budaya, April adalah bulan pembaruan, pertumbuhan, dan kesuburan, saat Bumi terbangun dari tidur musim dinginnya. Ini adalah waktu untuk menanam benih, baik secara harfiah maupun yang diperluas, dan merangkul potensi untuk tumbuh dan berkembang.

Sedangkan Mei dinamai menurut Maia, dewi kesuburan, pertumbuhan, dan musim semi Romawi. Dalam mitologi Romawi, Mei didedikasikan untuk Maia sebagai waktu untuk merayakan kelimpahan alam dan vitalitas kehidupan.

Saat bunga bermekaran, hewan kawin, dan ladang tumbuh subur, Mei melambangkan puncak kesuburan dan pertumbuhan di alam. Ini adalah bulan vitalitas, kelimpahan, dan kegembiraan hidup yang diperbarui.

Nama Juni berasal dari Juno, dewi ibu pernikahan, kelahiran, dan kehidupan keluarga dalam mitologi Romawi. Selama waktu itu, Juni dianggap sebagai periode yang paling baik untuk pernikahan karena diyakini sebagai bulan berkah oleh Dewi Juno.

Pada zaman dahulu, Juli disebut Quintilis yang berarti "kelima" dalam bahasa Latin karena dulunya merupakan bulan kelima dalam kalender Romawi. Namun, setelah kematian Julius Caesar, nama bulan ini diubah menurut namanya.

Caesar memainkan peran penting dalam membentuk Roma menjadi sebuah kekaisaran. Bulan ini mewakili warisan Julius Caesar yang menandakan kekuasaan, kepemimpinan, dan perubahan yang disebabkan oleh tokoh-tokoh terkemuka.

Bulan Agustus awalnya disebut Sextilis karena merupakan bulan keenam dalam kalender Romawi. Kemudian diubah namanya menjadi Agustus diambil dari nama Kaisar Agustus yang menggantikan Julius Caesar.

Kata September berasal dari septem yang berarti tujuh dalam bahasa Latin karena dulunya bulan ini adalah bulan ketujuh dalam kalender Romawi. Meskipun sekarang bulan ini berada di urutan kesembilan dalam kalender modern, bulan ini tetap mempertahankan nama aslinya. Dengan demikian, tradisi kesinambungan budaya Romawi.

Sama seperti September, Oktober berasal dari kata octo yang berarti delapan dalam bahasa Latin, karena dulunya merupakan bulan kedelapan menurut kalender Romawi tradisional. Meskipun sekarang menjadi bulan kesepuluh, Oktober tetap mempertahankan nama awalnya yang menunjukkan asal usulnya terkait perubahan musim gugur dalam perubahan waktu.

Kata November berasal dari kata novem yang berarti sembilan dalam bahasa Latin karena bulan ini merupakan bulan kesembilan di antara dua belas bulan dalam kalender Romawi. Seperti halnya September dan Oktober, bulan ini masih mempertahankan nama aslinya sebagai konsekuensi dari posisi sebelumnya dalam kalender.

Bulan Desember mendapatkan namanya dari decem, yang mewakili sepuluh dalam bahasa Latin karena dulunya merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi. Jadi, meskipun naik dua peringkat menjadi bulan ke-12, nama Desember tetap tidak berubah. hay/I-1

Baca Juga: