JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi menguat, hari ini (16/10), melanjutkan tren pada akhir pekan lalu. Sentimen eksternal diperkirakan dominan dalam mempengaruhi pergerakan rupiah awal pekan ini.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat potensi penguatan rupiah awal pekan ini karena dipengaruhi sejumlah faktor meliputi penjualan ritel dan indikator-indikator manufaktur yang diprediksi mengalami penurunan perfroma dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Menurutnya, pelemahan indikator AS berpotensi mendorong pelemahan dollar AS sehingga berdampak pada tren apresiasi rupiah. Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (16/10), bergerak di kisaran 15.625 - 15.725 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan menguat.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Jumat (13/10), ditutup menguat 18 poin atau 0,11 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.682 rupiah per dollar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan rupiah menguat karena data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) pada September 2023 yang tumbuh lebih cepat dari perkiraan berpotensi mempersulit keputusan kebijakan Federal Reserve (The Fed) untuk mengendalikan kenaikan inflasi.

"Indeks harga konsumen mencatat kenaikan sebesar 3,7 persen pada basis tahunan, laju yang sama seperti pada bulan Agustus 2023, dan naik lebih besar dari perkiraan sebesar 0,4 persen month to month," kata dia dalam keterangan tertulis, Jakarta.

Baca Juga: