JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan konsolidasi, hari ini (3/10). Pergerakan IHSG akan dipengaruhi sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Selasa (3/10), bergerak menguat dengan support di posisi 6.938 dan resistance di level 6.994. Menurutnya, pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi efek data inflasi Indonesia pada September lalu serta data ISM Manufaktur dan data pekerjaan di Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/10) sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham sektor properti. IHSG awal pekan ini ditutup menguat 21,57 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.961,46. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,39 poin atau 0,46 persen ke posisi 957,08.

"Sentimen positif eksternal berasal dari tercapainya kesepakatan temporary government funding di Amerika Serikat (AS) yang mencegah terjadinya government shutdown di AS," ujar Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan di Jakarta.

Selain itu, Valdy menyebut kembalinya indeks manufaktur Tiongkok (NBS) ke atas 50 pada September 2023 telah membangun ekspektasi pemulihan ekonomi di Tiongkok.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi periode September 2023 turun ke level 2.28 persen year on year (yoy), dibandingkan sebelumnya di level 3,27 persen (yoy) pada Agustus 2023. Selain itu, S&P Global Manufacturing PMI Indonesia tetap konsisten di atas 50 yaitu di level 52,3 pada September 2023.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: