SHANGHAI - Penggalan lirik dari lagu kebangsaan Tiongkok yang berjudul "Gerakan Para Relawan", tampaknya telah menginspirasi sejumlah penduduk Shanghai yang frustrasi atas pemberlakuan lockdown ketat.

Mengutip laporan VoA edisi Jumat (22/4), penggalan lirik tersebut berbunyi, "Bangkitlah orang-orang yang tidak mau menjadi budak,".

Namun ketika para warga Shanghai mulai mengunggah bagian pertama dari lagu kebangsaan tersebut ke akun media sosial Weibo milik mereka, badan sensor langsung memblokir postingan itu. Postingan lain yang berisi penggalan lirik lainnya yang

berbunyi, "Bangkit! Bangkit! Bangkit!" juga tak luput dari sensor.

Lagu kebangsaan Tiongkok adalah cerminan kuat dari tradisi, sejarah, dan keyakinan dari negara itu. Pada tahun awal lagu tersebut dirilis, lagu kebangsaan itu, yang juga menjadi lagu tema dari film populer produksi tahun 1935, Putra dan Putri Zaman Sulit, digunakan sebagai bagian dari membangkitkan semangat para warga untuk melawan invasi tentara Jepang.

Tetapi meskipun komposisi lagu itu memiliki asal-usul yang bersifat patriotik, penguasa Tiongkok melarang bagian pertama dari lagu tersebut, dan juga bagian lain yang berisi pesan semangat selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Badan sensor langsung melarang lagu kebangsaan ini dikutip setelah Covid-19 untuk pertama kalinya diidentifikasi di Wuhan pada Desember 2019.

"Aksi pensensoran terhadap Dr Li Wen-liang, yang menerbitkan peringatan tentang virus Covid yang menular dan kemudian meninggal dunia akibat virus tersebut, memicu kemarahan dikalangan warganet Tiongkok. Mereka lalu memposting lirik-lirik dari lagu kebangsaan di situs Douban, versi Reddit dari Tiongkok," demikian informasi yang dilansir dari situs Language Log.

Pihak berwenang Tiongkok lalu memblokir baris pertama dari lagu kebangsaan tersebut karena dianggap mengandung politik atau ideologi yang radikal, demikian menurut sebuah unggahan di Twitter. VoA/I-1

Baca Juga: