YOGYAKARTA - Letusan-letusan freatik yang terjadi dalam sebulan terakhir dikhawatirkan bisa mengganggu kondisi dinding lava di puncak Gunung Merapi.

Meskipun energi letusan tidak terlalu besar seperti letusan tahun 2010 dan 2006 yang lalu, tetapi aktivitas magmatik di dalam gunung bisa mengakibatkan dinding kubah lava terpengaruh dan bisa saja mengarah runtuh.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, mengaku jika saat ini dinding 48 rapuh dan kemungkinan mengarah ke runtuh.

Runtuhan tersebut mengarah ke bukaan (pembukaan) kawah yang menandakan akan terjadinya erupsi. Erupsi yang terjadi berikutnya adalah efusif bukan eksplosif.

"Letusan efusif dengan kerapuhan dinding kawah tersebut menandakan letusannya akan mengarah ke Kali Gendol dan kemungkinan ke barat atau barat laut.

Dan ini kami koordinasikan terus dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)," tutur Hanik Humaida, di Yogyakarta, Rabu (6/6) Hanik menyebutkan untuk yang mengarah ke wilayah DIY memang statusnya akan terus di update karena melihat kemungkinan dinding 97 juga ambrol.

Mengingat dinding ini sangat rapuh akibat paparan sangat tinggi.

Hal tersebut terlihat di area I (rawa 97) suhunya bersaing dengan area II. Sementara itu, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santosa, mengatakan kemungkinan dinding kawah runtuh memang menjadi konsen semua stakeholder yang ada.

Runtuhnya dinding kawah tersebut akan dimasukkan ke dalam skenario sebagai dasar rencana konsigensi penanganan bencana di seputaran puncak Gunung Merapi.

Agus menyebut, saat ini, kondisi dinding yang rapuh tersebut sudah menjadi dasar dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, terutama di tiga kabupaten di seputaran Puncak Merapi, dalam menyesuaikan rencana konsigensi penanganan masyarakat sekitar Merapi jika nanti terjadi letusan.

Agus menyebutkan, saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan aktivitas dinding kawah.

Pengamatan tersebut mereka lakukan dengan menggunakan pemantauan kamera resolusi cukup tinggi. Di samping itu, pihaknya juga melakukan analisa morfologi (bentuk gunung) setiap saat. YK/P-4

Baca Juga: