Potensi energi angin di Maluku khususnya kota Ambon saat ini dalam tahapan pengembangan.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku menyatakan, potensi energi angin di Maluku khususnya kota Ambon saat ini dalam tahapan pengembangan.
"Pengembangan energi angin dengan kapasitas 20 MW di lokasi Paralayang, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon dalam tahap koordinasi antara PT PLN persero dengan investor, " kata Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Provinsi Maluku, Said Latupono, di Ambon, Minggu.
Ia mengatakan, program tersebut digaungkan sejak 2015 yang dimulai dengan survai lokasi dan pemasangan baling- baling, tahapan penelitian, hingga proses pembebasan lahan.
Survei yang dilakukan tim untuk mengetahui kondisi tanah, lingkungan, angin dan ketinggian, dan dilanjutkan dengan tahapan pembangunan. Jika berjalan sesuai target maka akan membantu masyarakat dalam pemenuhan pasokan listrik.
"Seluruh proses telah dilakukan diharapkan tahun ini akan dilanjutkan sehingga jika selesai akan menjadi ikon tersendiri di pulau Ambon dengan ketinggian mencapai 120 Meter, " katanya.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat terus mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), karena Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa besar salah satunya energi angin.
Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan yang memiliki garis pantai yang panjang, juga memiliki potensi energi angin yang besar.
Selain Kota Ambon yang memiliki potensi energi angin 20 MW, juga wilayah Kei Kecil (5 MW) dan Saumlaki (5 MW).
Ia menyatakan, beban puncak listrik di pulau Ambon mencapai 60 MW, dimana saat ini masih didukung dari kapal pembangkit listrik berkapasitas 60 MW Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.
"Jika energi angin dioperasikan di Negeri Nusaniwe maka dapat akan memperkuat keandalan pasokan listrik di Pulau Ambon, " katanya.
Ia menambahkan, pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk energi angin, terus diupayakan pemerintah guna mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen yang berasal dari EBT pada tahun 2025.