ATHENA - Acropolis Athena, objek wisata yang paling banyak dikunjungi di Yunani, ditutup untuk umum selama jam-jam terpanas pada hari Kamis (13/6) di hari kedua.

Wisatawan tidak dapat mengunjungi Parthenon dan mahakarya kuno lainnya di situs arkeologi yang terdaftar di UNESCO, antara siang hingga pukul 17.00 waktu setempat.

Ahli meteorologi mencatat, ini adalah gelombang panas paling awal, yang bagi Yunani berarti suhu melebihi 38 derajat Celcius setidaknya selama tiga hari.

Di pusat kota Athena, suhu mencapai 42 derajat Celcius, dan prakiraan panas memicu peringatan kesehatan dan penutupan sekolah.

Suhu yang lebih panas tercatat di pulau Kreta 44,5 C dan di semenanjung Peloponnese 43,9 C, menurut situs meteo.gr dari Observatorium Nasional Athena.

Beberapa situs arkeologi Yunani lainnya di Kreta, Dodecanese, Cyclades, dan Peloponnese juga ditutup sebagai tindakan pencegahan terhadap panas.

Menteri Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil Yunani Vassilis Kikilias memperingatkan risiko kebakaran akibat angin kencang yang dapat bertiup ke seluruh negeri. Perlindungan sipil berada dalam "siaga tinggi", katanya.

Risiko kebakaran akan "sangat tinggi" pada hari Jumat di sepuluh wilayah, termasuk di Attica, yang mengelilingi Athena, kementeriannya juga memperingatkan.

Suhu diperkirakan akan mereda mulai hari Jumat dan seterusnya.

Acropolis terpaksa ditutup pada Juli tahun lalu selama dua minggu gelombang panas yang durasinya belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini diikuti oleh kebakaran yang, menurut Observatorium Nasional Athena, menghabiskan hampir 175.000 hektarehutan dan lahan pertanian.

Jumlah pengunjung yang mencapai rekor hampir empat juta berbondong-bondong ke Acropolis pada tahun 2023, popularitasnya meningkat sebagian karena wisatawan yang datang dengan kapal pesiar singgah di pelabuhan terdekat Piraeus.

Baca Juga: